Peribahasa merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Memang ada peribahasa yang sudah menghilang dan tidak dijumpai lagi dalam percakapan sehari-hari, tetapi masih banyak pula yang tetap bertahan. Bahkan untuk terus mempertahankan kekayaan bangsa Indonesia ini banyak pakar berpendapat bahwa peribahasa yang diwariskan dari generasi ke generasi harus tetap dilestarikan sebagai budaya dan sastra lama yang telah ada di Indonesia. Peribahasa merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mencerminkan budaya lokal lewat penggunaan kata-kata dan mengandung nilai positif bagi pendidikan.
Di dalam peribahasa terkandung nilai-nilai misalnya, nilai luhur berisi nasihat, penggambaran kehidupan, petuah yang bermanfaat bagi kehidupan, kekayaan budaya yang perlu digali, dibangkitkan, dilestarikan, dan dipelihara sebagai identitas dan jati diri bahasa Indonesia. Peribahasa terbagi menjadi tiga jenis yaitu pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Dikutip dari buku Sastra Indonesia Lengkap yang disusun oleh Tim Sastra Cemerlang (2018: 51) yang menyebutkan bahwa peribahasa artinya kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Dengan demikian sobat Kurikulum Pelajarancg.blogspot.com, para pelajar juga perlu mengetahui dan memahami peribahasa. Karena bahasa dapat dijadikan salah satu media untuk mengungkapkan perasaan seseorang. Bahasa yang diucapkan juga mencerminkan karakter pribadi seseorang, lho sobat Kurikulum Pelajarancg!
1. Pengertian Peribahasa
Peribahasa ialah kelompok kata atau kalimat yang mengiaskan suatu maksud tertentu. Pada umumnya, susunan kata di dalam peribahasa bersifat tetap, karena jika diubah, susunan kata tersebut tidak lagi dapat dikatakan peribahasa melainkan sebuah kalimat biasa. Peribahasa sering digunakan untuk memberi nasihat, sindiran halus, dan pujian. Dalam hal ini peribahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan situasi, keadaan, dan kepada siapa peribahasa itu diungkapkan. Menurut Wikipedia, peribahasa ialah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan berperilaku, nasihat, prinsip hidup, perbandingan atau perumpamaan. Peribahasa biasanya menggunakan kiasan untuk menggambarkan maksud tertentu. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat, peribahasa ialah (1) ‘kelompok kata atau kalimat yg tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dulu peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan)’; (2) ‘ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku’ (2008: 1055). KBBI tersebut memuat 2.036 peribahasa.
Berikut pengertian peribahasa menurut para ahli Peribahasa:
Menurut Nillas dan Nufus (2016) peribahasa adalah sekelompok kata atau kalimat yang berisi kiasan dan secara tersirat digunakan untuk pembacanya karena suatu hal. Kalimat-kalimat ini dapat dipahami oleh pendengarnya atau pembacanya karena sama-sama hidup dalam ruang lingkup budaya yang sama.
Selain itu, Waridah (2017) mengatakan bahwa peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan mengandung satu maksud tertentu. Susunan kata di dalam peribahasa bersifat tetap karena jika diubah, susunan kata itu tidak lagi dapat dikatakan peribahasa melainkan kalimat biasa.
Kridalaksana (2008) mengatakan pengertian peribahasa sebagai berikut (a) merupakan kalimat atau penggalan kalimat telah membeku bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat; (b) bersifat turun-temurun; (c) dipergunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup; (d) mencakup bidal, pepatah, perumpamaan, ibarat, pameo.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peribahasa merupakan sekelompok kata atau kalimat yang mengandung kiasan, bersifat turun-temurun, susunan katanya tetap, dan telah membeku bentuk, makna, dan fungsinya dalam suatu masyarakat sebagai pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup.
2. Fungsi Peribahasa
Di dalam Kamus Kamus Linguistik oleh Kridalaksana (2008) disebutkan tentang fungsi peribahasa yaitu penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu. Peribahasa sering digunakan untuk memberi nasihat, sindiran (halus), dan pujian. Dalam hal ini peribahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda, yaitu disesuaikan dengan situasi, keadaan, dan kepada siapa peribahasa itu diungkapkan.
3. Jenis Peribahasa
Menurut pendapat Waridah (2010), Peribahasa terbagi menjadi tiga jenis yaitu (a) pepatah, yaitu peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran, (b) perumpamaan, yaitu peribahasa yang berisi perbandingan. Peribahasa jenis ini ditandai dengan penggunaan kata-kata yang bermakna membandingkan diantaranya adalah bak, bagai (kan), laksana, seperti, serupa, umpama. Peribahasa jenis ini ditandai dengan penggunaan kata-kata yang bermakna membandingkan diantaranya adalah bak, bagai (kan), laksana, seperti, serupa, umpama, dan (c) ungkapan, yaitu kata-kata atau kelompok kata khusus untuk menyatakan suatu maksud. Susunan kata di dalam ungkapan bersifat tetap dan tidak dapat disisipi dengan kata lain. Makna sebuah ungkapan tidak dapat dilihat dari setiap unsur kata yang membentuknya. Makna sebuah ungkapan akan lebih mudah dipahami bila dikaitkan dengan konteks kalimatnya. Hal ini penting, mengingat ada beberapa ungkapan yang maknanya lebih dari satu.
Jenis lain dari peribahasa adalah sebagai berikut.
- Ibarat/Tamsil : Ibarat atau tamsil merupakan suatu peribahasa yang berupa kalimat kiasan yang sering menggunakan kata ibarat. Tujuan dari Tamsil ini adalah untuk membandingkan suatu perkara atau sebuah hal. Contohnya yaitu : Tua-tua keladi semakin tua semakin menjadi.
- Semboyan : Semboyan merupakan sekumpulan kata, kalimat atau bisa juga frasa yang dipergunakan dalam sebagai pedoman serta prinsip.Contohnya seperti rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat, hemat pangkal kaya, dan peribahasa lainnya yaitu : Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat dan lain sebagainya.
- Bidal/Pameo : Bidal atau bisa disebut dengan pameo merupakan jenis peribahasa yang di dalamnya mengandung ejekan, sindiran, serta juga peringatan. Contohnya seperti hidup segan mati tak mau, malu bertanya sesat dijalan, bagai kerakap di atas batu, dan masih banyak lagi.
Menurut Buku Sastra Bahasa Indonesia, ada enam macam jenis dari peribahasa yakni sebagai berikut:
- Tamsil : Tamsil atau Ibarat merupakan suatu peribahasa yang berupa kalimat kiasan yang sering menggunakan kata ibarat. Tujuan dari Tamsil ini adalah untuk membandingkan suatu perkara atau sebuah hal. Contohnya yaitu : Tua-tua keladi semakin tua semakin menjadi.
- Semboyan : Semboyan merupakan sekumpulan kata, kalimat atau bisa juga frasa yang dipergunakan dalam sebagai pedoman serta prinsip.Contohnya seperti rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat, hemat pangkal kaya, dan peribahasa lainnya yaitu : Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat dan lain sebagainya.
- Bidal : Bidal atau bisa disebut dengan pameo merupakan jenis peribahasa yang di dalamnya mengandung ejekan, sindiran, serta juga peringatan. Contohnya seperti hidup segan mati tak mau, malu bertanya sesat dijalan, bagai kerakap di atas batu, dan masih banyak lagi.
- Ungkapan : Ungkapan adalah sebuah kiasan mengenai kelakuan atau keadaan seseorang yang dinyatakan dengan pepatah ataupun beberapa patah/kelompok kata. Contohnya yaitu :
- Si jago merah.
- Bunga tidur.
- Panjang kaki.
- Kepala batu.
- Naik darah.
- Anak emas.
- Mata duitan.
- Pepatah : Jenis peribahasa yang satu ini mengandung nasihat yang diberikan oleh orang tua. Pepatah juga disampaikan untuk mematahkan lawan bicara. Beberapa contohnya yakni :
- Bagai bumi dan langit.
- Bagai kejatuhan bulan.
- Biar lambat asal selamat.
- Sedikit sedikit, lama-lama menjadi bukit.
- Kecil-kecil cabai rawit.
- Dibalik balik, ditelungkup ditelentang.
- Bayang-bayang sepanjang badan.
- Perumpamaan : Perumpamaan merupakan jenis peribahasa yang isinya berupa kata-kata yang mengungkapkan keadaan atau tingkah laku seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar. Awalan peribahasa ini biasanya berupa kata bagai, bak, seperti dan lain sejenisnya. Beberapa contohnya yaitu :
- Bagai air di atas daun talas.
- Bagai anjing beranak enam.
- Bagai ayam termakan rambut.
- Bagai kambing dimandikan.
- Seperti kucing dengan anjing.
- Seperti ilmu padi, makin berisi makin merunduk.
- Seperti katak dalam tempurung.
Nah, Sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang perlu dipelihara dan dilestarikan tentunya perlu diingat lho, sobat Kurikulum Pelajarancg! bahwa bahasa yang diucapkan juga mencerminkan karakter pribadi seseorang.
Demikianlah Definisi, Fungsi, Jenis Peribahasa dan contoh-contohnya yang dapat sobat perlu mengetahui memahami dan juga dilestarikan. (*)
***) Lebih jelas mengenai materi Pelajaran Bahasa Indonesia kelas 9 ini, simak penjelasan lengkap kurikulum Pelajarancg.blogspot.com setiap harinya ya, karena akan ada banyak infografis seputar edukasi dan tutorial yang akan menambah wawasan dan juga pengetahuan lainnya. Jika sobat ingin request materi seputar edukasi dapat sampaikan dikolom komentar lho. Materi seputar Edukasi di : https://pelajarancg.blogspot.com/ atau dapatkan produk resmi kami di : https://www.instagram.com/pelajarancg/
Post a Comment for "DEFINISI, FUNGSI DAN JENIS PERIBAHASA"