PELAJARAN SEJARAH DAN BANNER HARI DHARMA SAMUDERA 15 JANUARI

pelajarancg.blogspot.com Jatuh pada tanggal 15 Januari telah menjadi agenda Nasional tahunan TNI AL menyambut peringatan untuk mengenang peristiwa heroik pertempuran di Laut Aru. Dalam pertempuran bersejarah Republik Indonesia (RI) ini, gugur Sang Patriot Bangsa, Komodor Yos Sudarso setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran". Hari Peristiwa Laut dan Samudera tersebut kemudian diperingati sebagai hari Dharma Samudera. Sebagai bentuk penghormatan mari kenali fakta dari pelajarancg Sejarah dan Banner Peringatan hari Darma Samudera 15 januari yang ke 58 tahun 2020!.


https://pelajarancg.blogspot.com/
Gambar banner, sejarah dan logo hari Dharma Samudera tahun 2020





SEJARAH

Dalam catatan singkat mengatakan bahwa sejarah hari Dharma Samudera 15 januari berlatar belakang dari peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) dimana salah satu kapal perang Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) yaitu Rl Matjan Tutul tenggelam dan mengakibatkan gugurnya Deputi I KSAL Komodor Yos Sudarso beserta sekitar 25 anak buah kapal (ABK) Rl Matjan Tutul. Peristiwa bersejarah ini selanjutnya dikenang sebagai Pertempuran Laut Aru.


Peristiwa Pertempuran Laut Aru yang terjadi 58 tahun silam merupakan dampak dari konfrontasi Indonesia – Belanda akibat sengketa Irian Barat. Pertempuran ini merupakan jawaban dari Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) yang didengungkan oleh Bung Karno di Yogyakarta 19 Desember 1961.


Adapun isi teks Trikora adalah:
  1. Gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda Kolonial;
  2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia; dan
  3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.

Untuk mendukung operasi ini, pada 2 Januari 1962 Pemerintah Indonesia membentuk komando operasi yang bernama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang bermarkas di Makassar. Kala itu ditunjuklah Mayjen TNI Soeharto sebagai komandan operasi. Ia memiliki tugas untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer yang berupaya mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.


Banyak tahapan yang dilakukan dalam operasi ini oleh Komando Mandala diantaranya infiltrasi, eksploitasi, dan konsilidasi kekuatan. Dalam tahap infiltrasi, ALRI mengerahkan armadanya untuk pendaratan pasukan yang terdiri dari RPKAD dan Sukarelawan di titik yang telah ditentukan.


Sebelumnya untuk melengkapi dan memodernisasi kekuatan militernya, Pemerintah Indonesia memborong sejumlah besar peralatan tempur dari berbagai negara, antara lain negara Uni Soviet, negara Italia, negara Yugoslavia dan negara Republik Fedarasi Jerman (Jerman Barat).


Salah satu jenis peralatan militer yang didatangkan untuk melengkapi dan memodernisasi serta memperkuat Jajaran Armada ALRI adalah kapal perang jenis MTB (Motor Torpedo Boat) Klas Jaguar dari Jerman Barat. Kapal perang jenis ini dilengkapi kemampuan menembakkan torpedo anti kapal permukaan.


4 kapal perang jenis MTB yang mendapat misi pendaratan pasukan, yaitu RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, RI Harimau dan RI Singa bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok pada 9 Januari 1962. Kendati singgah di Surabaya dan Makassar, tidak banyak yang tahu apa misi sebenarnya dari keempat MTB ini, karena kerahasiaan tingkat tinggi yang diinstruksikan oleh komando operasi saat itu.


Dikarenakan latar belakang misi dari ke 4 kapal perang jenis MTB, dipersiapkan untuk mengangkut pasukan, maka persenjataan utama andalannya yaitu torpedo, justru dikorbankan atau dilucuti supaya  kapal-kapal memiliki ruang yang lebih besar. Sayangnya, ini berakibat fatal ketika mereka terpaksa harus berhadapan dengan kapal perang musuh dan menjadi awal Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) untuk Armada Indonesia.


Dari keempat MTB tersebut, ternyata hanya 3 Armada yang mampu bergerak hingga memasuki perairan Irian Barat, karena RI Singa mengalami kerusakan mesin sehingga memaksanya untuk kembali. Ketiga kapal lainnya berhasil melaksanakan misi pendaratan pasukan di daerah Kaimana, Irian Barat. Setelah itu, ketiga Armada Indonesia MTB bergegas untuk kembali Makassar guna melaporkan keberhasilan operasi.


Sayangnya pada 15 Januari 1962, di tengah perjalanan ketiga kapal itu telah dipergoki 2 oleh pesawat intai maritim AL Belanda jenis Neptune dan Firefly. Sehingga keberadaanya telah mengundang Armada Laut Belanda untuk menghadang.


Tepatnya di posisi 4,49 derajat selatan dan 135,2 derajat timur, ketiga MTB  kapal perang Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tersebut dihadang 3 kapal perang AL Kerajaan Belanda, yaitu Destroyer Klas Province Hr. Ms. Utrecht, Fregat Hr. Ms. Evertsen dan Korvet Hr. Ms. Kortenaer.


Akibatnya, terjadilah kontak senjata di tengah Laut Aru. Menyadari bahwa kekuatan tidak seimbang, ketiga MTB  kapal perang Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) bermaksud menghindar, namun ketiga musuhnya tidak membiarkan mereka lolos begitu saja. Guna melindungi dua kapal lainnya, RI Matjan Tutul melakukan manuver bergerak maju secara lurus langsung menuju Hr. Ms Evertsen.


Tanpa berfikir panjang, kapal perang kebanggan Belanda itu langsung menembakan 3 terpedonya ke badan RI Matjan Tutul hingga tenggelam. Sebelum tenggelam, Komodor Yos Sudarso sempat mengirim pesan Kobarkan Semangat Pertempuran ke markas. Sementara itu, dua MTB ALRI lainnya berhasil meloloskan diri dan tiba di pangkalannya dengan selamat.


Dari pesan itu, peristiwa heroik pertempuran di Laut Aru kian menambah semangat perjuangan Indonesia untuk membebaskan Irian Barat baik secara militer maupun diplomasi. Beberapa operasi militer berikutnya dilancarkan oleh ABRI yang langsung menggelar perang terbuka di daratan Irian Barat.


Pasca kejadian hari sejarah peristiwa Laut dan Samudera tersebut, Bung Karno, Sang Pemimpin Besar Revolusi menetapkan hari tenggelamnya RI Matjan Tutul sebagai Hari Dharma Samudera yang memaknakan keberanian pelaut Indonesia dalam menerjang samudera menghadapi musuh-musuhnya. Tentunya, penetapan peristiwa sejarah 15 Januari sebagai Hari Dharma Samudera menambah semangat bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari sejak era Sriwijaya dan Majapahit.


BANNER

Dalam menyambut Peristiwa Laut atau Hari Dharma Samudera Nasional di bulan Malari 15 Januari TNI AL meliris gambar banner bertema pesan Kobarkan Semangat Pertempuran hingga menggelar acara kegiatan termasuk tabur bunga, sebagai ucapan terimakasih dan doa sebagai bentuk penghormatan atas gugur Sang Patriot Bangsa, Komodor Yos Sudarso juga jasa-jasa para awak RI Matjan Tutul, yang hingga kini jasadnya tidak pernah ditemukan.


Adapun Gambar Banner Hari Dharma Samudera 15 januari yang ke 58 tahun 2020 sebagaimana diliris oleh situs resmi TNI AL Militer Indonesia yang dapat didownload pada https://www.tnial.mil.id/tabid/101/ctl/ArticleView/mid/452/articleId/65870/BANNER-HARI-DHARMA-SAMUDERA-2020.aspx

SEJARAH BANNER HARI DHARMA SAMUDERA 15 JANUARI
Gambar sejarah banner peringatan hari bhakti samudera tahun 2020, 15 Januari


KESIMPULAN PELAJARANCG.BLOGSPOT.COM BANNER DAN SEJARAH SINGKAT HARI DHARMA SAMUDERA 15 JANUARI 2020

Peringatan agenda Nasional tahunan TNI AL tahun 2020 yang jatuh pada tanggal 15 Januari tentu memberikan pesan bahwa peristiwa heroik pertempuran di Laut Aru bukan hanya tentang banner dan sejarah hari Dharma Samudera 2020 namun juga melanjutkan semangat tersebut dengan tema 2 kata bermakna yaitu "LAKUKAN AKSI". Baik itu aksi menjaga persatuan dan kesatuan termasuk menjaga lingkungan laut dari sampah dan polusi pesisir pantai.


akhir kata penulis pelajarancg.blogspot.com mengucapkan selamat memperingati hari Dharma Samudera 2020! Laut dan Samudera tidak pernah segan memberikan kekayaannya pada bangsa Kita.
Apakah ada alasan untuk tidak menjaganya? Kalau bukan kita, siapa lagi??