PELAJAR PANCASILA PEDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

A. Profil Pelajar Pancasila

Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. Semua warga negara diwajibkan memahami dan mengamalkan Pancasila serta menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup. Dalam proses pembelajaran, Pancasila tidak sebatas pada konteks pengetahuan belaka, namun harus sampai pada bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Pendidikan di Indonesia semestinya mengarah pada terwujudnya pelajar yang mampu berpikir kritis, komprehensif, dan bangga dengan jati dirinya sebagai anak Indonesia. Dengan kata lain, karakteristik Pelajar Indonesia adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai norma-norma Pancasila.


Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan di Indonesia dijabarkan ke dalam enam dimensi sebagai berikut: (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) mandiri; (3) bergotong-royong; (4) berkebinekaan global; (5) bernalar kritis; dan (6) kreatif. Profil Pelajar Pancasila dapat dijadikan pegangan bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama guru serta pelajar, dalam menjalankan proses pembelajaran. Keenam dimensi tersebut juga perlu dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sebagaimana yang diilustrasikan dalam Gambar kurikulum pelajarancg.blogspot.com

https://pelajarancg.blogspot.com/
Gambar kurikulum pelajarancg.blogspot.com: Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila



Keenam dimensi yang disebutkan di atas hendaknya terintegrasi ke dalam semua aspek pembelajaran sehingga memengaruhi dan terlihat baik dalam tingkah laku anak maupun guru. Upaya untuk membumikan muatan nilai-nilai luhur tersebut pada anak usia dini merupakan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kreativitas guru sangat dibutuhkan untuk mengemas kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, terintegrasi dengan kehidupan nyata dan lingkungan sekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak cukup, pelajar perlu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anak berdoa sebelum makan, terbiasa mengucapkan salam, berani mengungkapkan pendapat, bisa bekerja sama, tidak memilih-milih teman, bangga dengan jati dirinya, bertanggung jawab membereskan mainan setelah main, suka tantangan, dan tidak mudah menyerah.


B. Capaian Pembelajaran

Penyusunan Capaian Pembelajaran di Pendidikan Sekolah jenjang Anak Usia Dini (PAUD), tingkat Dasar (SD/MI), tingkat menengah (SMP/MTs), tingkat atas (SMA/MA/SMK) dapat dimaknai sebagai sebuah tanggapan terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran Sekolha sebagai pondasi jenjang pendidikan selanjutnya. Di samping itu, capaian pembelajaran mampu memberikan kerangka pembelajaran yang memandu pendidik di satuan Sekolah dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh peserta didik.


Sebagai contoh, sejumlah rasional yang mendasari penyusunan Capaian Pembelajaran di jenjang PAUD adalah:
  1. Memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan bagi satuan PAUD untuk menetapkan kebutuhan pengajaran dan pembelajaran.
  2. Menguatkan transisi PAUD-SD.
  3. Menguatkan artikulasi penanaman dasar-dasar literasi dan STEAM sejak jenjang PAUD.
  4. Lebih memberikan pijakan bagi anak untuk memahami jati dirinya dan dunia.



Adapun tujuan capaian pembelajaran di PAUD adalah memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak pada semua aspek perkembangan (nilai agama-moral, fisik motorik, emosi-sosial, bahasa, dan kognitif) agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan demikian, pada akhir fase pondasi, anak menunjukkan kegemaran mempraktikkan dasar-dasar nilai agama dan budi pekerti; kebanggaan terhadap jati dirinya; kemampuan literasi dan dasar-dasar sains, teknologi, rekayasa, seni dan matematika untuk membangun kesenangan belajar dan kesiapan mengikuti pendidikan dasar.


C. Kaitan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Capaian Pembelajaran Tingkat PAUD

Keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti yang terlihat pada Gambar kurikulum pelajarancg.blogspot.com, tidak diajarkan secara khusus dalam pembelajaran, tetapi menjadi acuan dalam menyusun kurikulum di PAUD. Dimensi ini harus terintegrasi dalam Capaian Pembelajaran dan muatan pembelajaran yang ada dalam Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) sehingga diharapkan sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, anak sudah mulai memiliki fondasi nilai-nilai profil pelajar Pancasila.


Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila memiliki keterkaitan yang sangat erat. Capaian Pembelajaran nilai agama dan budi pekerti terkait dengan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rancangan pembelajaran yang disiapkan oleh guru harus bisa memberikan stimulasi supaya anak bisa mengenal agamanya, beribadah sesuai agamanya dengan tetap menunjukkan toleransi kepada pemeluk agama lain serta dapat berperilaku sopan.


Untuk mewujudkan dimensi profil pelajar yang mandiri, berkebinekaan global, bergotong-royong, guru dapat mengembangkan melalui desain pembelajaran agar anak bisa mengenal identitas dirinya, budayanya, dan mengenal apa itu Pancasila. Anak memiliki kesadaran akan dirinya dan lingkungan sekitarnya, terstimulasi motoriknya, dan memahami bagaimana cara hidup yang sehat. Selain itu, anak juga dapat bersosialisasi, mengembangkan emosi yang sehat, serta memiliki motivasi untuk terus mengembangkan diri, dan dapat menjalin komunikasi dengan sekitarnya (CP Jati Diri).


Untuk mewujudkan dimensi profil pelajar Pancasila yang bernalar kritis dan kreatif, stimulasinya lebih pada elemen CP dasar-dasar literasi dan STEAM.


Di tingkat PAUD, pencapaian profil pelajar Pancasila dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis projek. Untuk memastikan bahwa projek-projek tersebut sejalan dengan tujuan untuk membangun Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud menetapkan tema-tema projek yang perlu diterapkan pada satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tema-tema tersebut adalah: (1) Aku Sayang Bumi; (2) Aku Cinta Indonesia; (3) Bermain dan Bekerja Sama; dan (4) Imajinasiku.


Tema-tema ini sangat umum sehingga dapat dikembangkan menjadi beberapa topik yang dapat menginspirasi kegiatan projek. Di dalam rancangan kegiatan projek inilah satuan pendidikan dapat membuat tujuan pembelajaran yang lebih konkret dan kontekstual.


Sebagai langkah awal (perkenalan) terhadap pembelajaran berbasis projek, kegiatan projek dapat dilaksanakan dalam rangka merayakan hari-hari besar, perayaan tradisi budaya lokal, dan momen-momen tertentu. Misalnya, perayaan Hari Bumi, Hari Ibu, Hari Ayah, Hari Kemerdekaan RI, Hari Kebangkitan Nasional, ulang tahun sekolah, dan perayaan tradisi budaya lokal, seperti Sekaten, Saparan, Galungan, Kuningan, dsb. Guru diharapkan dapat merancang kegiatan projek dengan menggali keragaman sumber daya alam dan budaya daerah masing-masing sehingga ciri khas setiap daerah akan muncul. Dengan demikian, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat diwujudkan.


Sumber kurikulum pelajarancg.blogspot.com: Sulistyati, Dyah M. dkk. Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD. Jakarta, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Post a Comment for "PELAJAR PANCASILA PEDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)"