Literasi. pelajarancg.blogspot.com - Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Download Panduan Praktis Gerakan Literasi Sekolah Tahun 2017 disini.
Pelajari: Logo dan Maskot Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Kegiatan 15 menit membaca disesuaikan dengan kondisi sekolah, bisa di awal/sebelum KBM, atau di tengah, maupun di akhir KBM. Namun kegiatan di awal akan lebih baik karena memudahkan pengaturan jadwal KBM.
Kegiatan 15 menit membaca dilakukan bertahap: sekali atau dua kali dalam seminggu, dan seterusnya, hingga dapat dilakukan setiap hari.
Sudut baca adalah perpustakaan mini di sudut ruang kelas atau area lain di sekolah.
Semua bahan disimpan di tempat yang mudah diambil dan dikembalikan siswa. Semua bahan disimpan dengan rapi dan diberi nama agar mudah ditemukan siswa.
Setelah program 15 menit membaca berakhir, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang buku yang dibaca peserta didik.
► Mengapa kamu memilih buku itu?
► Siapa saja tokoh cerita dalam buku itu?
► Andaikata kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan mengakhiri cerita itu?
► Adakah kata-kata sulit yang kamu temukan di buku cerita itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ceritakan kembali isi cerita tersebut!
► Mengapa kamu memilih buku itu?
► Apa sajakah bagian-bagian dalam buku itu? Bagian mana yang paling kamu sukai?
► Apa yang tidak kamu sukai dari isi buku itu?
► Coba baca dengan nyaring bagian buku yang paling kamu sukai!
► Bila kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan mengakhiri cerita itu?
► Adakah kata-kata sulit yang kamu temukan di buku itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ungkapkan garis besar buku tersebut!
► Kegiatan bertanya tentang isi buku bisa dilakukan sesekali, misalnya: 2–3 minggu sekali. Selain itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan. Meskipun begitu, guru bisa memberikan apresiasi bila peserta didik mau menjawab pertanyaan guru.
► Prinsip kegiatan adalah TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk mendorong dan memberikan apresiasi peserta didik atas upaya mereka, peta cerita/buku yang sudah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas.
► Peserta didik bisa diminta menyampaikan isian peta cerita/buku kepada teman dalam kelompok atau di depan kelas. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.
► Daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan menjadi bagian pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.
► Apakah cerita ini nyata atau fantasi? Dari mana saya tahu?
► Bila teks ini nyata, pengetahuan atau manfaat apa yang akan saya dapatkan?
► Apa yang dibutuhkan atau diinginkan tokoh cerita?
► Mengapa saya ingin membaca cerita ini?
► Bagaimana saya bisa menggambarkan latar cerita?
► Bagaimana perasaan saya tentang tokoh utama?
► Mengapa tokoh cerita bersikap atau berperilaku seperi itu?
► Apakah cerita atau teks ini masuk akal?
► Bagaimana kira-kira akhir cerita ini?
► Apakah cerita ini mengingatkan saya pada hidup saya sendiri atau orang lain?
► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari cerita ini?
► Bagian mana dalam cerita ini yang menurut saya penting?
► Apakah perasaan saya tentang tokoh cerita berubah di akhir cerita?
► Adakah perubahan perasaan atau perilaku tokoh-tokoh cerita di akhir cerita?
► Apa pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca seperti saya?
► Apakah isi buku ini faktual/nyata? Darimana saya tahu?
► Apabila isi buku ini nyata, pengetahuan atau manfaat apa yang akan saya dapatkan?
► Mengapa saya ingin membaca buku ini?
► Bagaimana saya bisa menggambarkan garis besar isi buku ini?
► Bagaimana bagian-bagian buku akan dibahas?
► Apakah data dan informasi pendukung tersedia dengan memadai?
► Bagaimana saya memahami setiap bagian di dalam buku?
► Apakah bahasan pada setiap bagian masuk akal?
► Bagaimana kira-kira ringkasan atau simpulan buku ini?
► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari buku ini?
► Bagian mana dalam buku ini yang menurut saya penting?
► Bagian mana dalam buku ini yang pernah dibahas di buku lain?
► Apakah bagian simpulan telah mencakup keseluruhan isi buku?
► Apakah kritik dan saran yang saya kemukakan terhadap buku ini?
► Apa maksud yang ingin disampaikan pembaca kepada pembaca seperti saya?
Pelajari: Pengertian Gerakan Literasi, Jenis & Contoh Literasi Sekolah
► Mengetahui capaian kegiatan membaca yang dilakukan oleh peserta didik setiap hari.
► Mengetahui kegiatan membaca peserta didik dalam satu bulan atau lebih.
Melalui Gerakan Literasi Sekolah Ayo Tumbuhkembangkan Budi Pekerti Peserta Didik melalui Pembudayaan Ekosistem Sekolah agar Mereka Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat dan untuk mengunduh atau download Panduan Praktis GLS diatas silahkan kunjungi situs resmi Kemendikbud di http://118.98.227.114/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Panduan-Praktis-Gerakan-Literasi-Sekolah.pdf semoga bermanfaat!!
Demikianlah artikel pelajarancg.blogspot.com semoga bermanfaat!!!
PEMBIASAAN MEMBACA DI RUMAH
Tujuan
1. Meningkatkan rasa cinta membaca di lingkungan keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan memahami bacaan dan berpikir kritis.
3. Meningkatkan kemampuan menganalisis dan kemampuan verbal dalam mengulas informasi yang telah didapat dari bacaan.
4. Mempererat ikatan dan hubungan personal dalam keluarga inti.
5. Menciptakan budaya literasi di lingkungan keluarga.
6. Mengembangkan kearifan lokal, nasional, dan global
Tahap Pembiasaan
1. Menjadikan orang tua sebagai teladan (pemodelan).
2. Lingkungan fisik ramah literasi.
3. Lingkungan sosial di rumah efektif dan komunikatif.
4. membaca minimal 15 menit setiap hari.
Pelajari: Logo dan Maskot Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Tahap Pengembangan
1. Membuat kartu catatan bacaan
2. Membuat survei hasil bacaan
3. Memberi penghargaan
Tahap Pembelajaran
1. Daftar Pertanyaan Pemahaman Bacaan
2. Pengujian pemahaman isi bacaan diukur dengan skala berikut:
PELIBATAN ORANG TUA DALAM GLS
Agar orang tua berpartisipasi dalam GLS:
- Dengarkan aspirasi mereka;
- Jalin komunikasi yang menghargai dan setara, dan bagikan nomor kontak sekolah kepada meraka;
- Buat semua area sekolah terbuka bagi orang tua;
- Buat area tunggu orang tua menyenangkan dan kaya literasi dan sediakan buku-buku dengan topik beragam; dan
- Pertimbangkan jadwal kegiatan dan kesibukan serta kondisi sosial-ekonomi orang tua ketika merancang kagiatan GLS.
Contoh kegiatan pelibatan orang tua dalam GLS:
- Orang tua/wali murid berperan dalam Tim Literasi Sekolah.
- Orang tua/wali murid menjadi relawan membaca nyaring.
- Orang tua/wali murid membantu pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan/sudut baca kelas/area baca sekolah.
- PROGRAM KANTONG BUKU. Siswa membawa kantong berisi satu buku untuk dibacakan oleh/diceritakan kepada/didiskusikan bersama orang tua/wali murid di rumah. Usai kegiatan, buku bacaan dikembalikan ke sekolah.
- Orang tua/wali murid membantu siswa berpartisipasi dalam festival literasi dan kegiatan GLS lainnya.
Program 15 Menit Membaca
Kegiatan 15 menit membaca disesuaikan dengan kondisi sekolah, bisa di awal/sebelum KBM, atau di tengah, maupun di akhir KBM. Namun kegiatan di awal akan lebih baik karena memudahkan pengaturan jadwal KBM.
Kegiatan 15 menit membaca dilakukan bertahap: sekali atau dua kali dalam seminggu, dan seterusnya, hingga dapat dilakukan setiap hari.
Tujuan
Agar peserta didik gemar membaca, dan membaca menjadi kebiasaan serta gaya hidup.Prinsip
- Bukan buku teks pelajaran.
- Diminati peserta didik.
- Tidak diikuti oleh tugas-tugas lainnya.
- Dilakukan dengan pendekatan sambil bermain dan menyenangkan.
- Tidak dievaluasi.
PEMBENTUKAN TIM LITERASI SEKOLAH (TLS)
Tujuan
Memastikan Gerakan Literasi Sekolah berjalan baik.Tugas TLS
- Menjadwalkan dan mengawal program 15 menit membaca setiap hari.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal.
- Membangun jejaring dengan pihak eksternal.
- Melibatkan publik dalam berbagai acara GLS.
- Mengembangkan perpustakaan dan sudut baca sekolah.
- Bekerja sama dengan guru dan peserta didik untuk membangun sudut baca kelas.
- Melakukan asesmen tiap minggu untuk kegiatan yang sudah dilaksanakan.
- Mengevaluasi pelaksanaan GLS setiap semester.
Pelaksanaan
- Kepala Sekolah mencermati para guru yang dapat menumbuhkembangkan literasi di sekolah.
- Kepala Sekolah menetapkan TLS dengan Surat Keputusan.
- Para personel TLS diberi kesempatan mengikuti pelatihan/lokakarya literasi
Struktur TLS
Struktur Organisasi TLS di Sekolah terdiri atas Ketua TLS (guru) dan anggota (minimal ada pengurus perpustakaan/taman baca sekolah dan guru lain yang telah mengikuti pelatihan tentang GLS).EKOSISTEM SEKOLAH YANG LITERAT
Lingkungan Fisik
- Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah.
- Karya peserta didik dirotasi secara berkala.
- Buku dan materi bacaan lain tersedia di sudut baca semua ruang kelas.
- Buku dan materi bacaan lain tersedia untuk peserta didik dan orang tua.
- Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak.
- Kepala Sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.
Lingkungan Akademik
- Disediakan waktu khusus dan cukup banyak agar terwujud pembiasaan literasi.
- Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak terbuang untuk kepentingan lain.
- Disepakati waktu berkala membahas pelaksanaan GLS.
- Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak.
- Ada buku wajib baca untuk warga sekolah.
- Ada kesempatan pengembangan profesional tentang literasi untuk staf.
- Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi.
Lingkungan Sosial & Afektif
- Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan nonakademik) diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan).
- Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.
- Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi.
- Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan tenaga kependidikan, dengan mengakui kepakaran masing-masing.
- Terdapat waktu yang memadai bagi tenaga kependidikan untuk berkolaborasi dalam menjalankan program literasi.
- Tenaga kependidikan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
MENGEMBANGKAN SUDUT BACA DI SEKOLAH
Sudut baca adalah perpustakaan mini di sudut ruang kelas atau area lain di sekolah.
SUDUT BACA KELAS
- Menyediakan buku-buku fiksi dan nonfiksi untuk dibaca pada kegiatan 15 menit membaca setiap hari.
- Bacaan yang disediakan sesuai jenjang kemampuan membaca siswa.
- Dihiasi oleh poster kampanye membaca dan bahan kaya teks lainnya.
- Dapat dikelola oleh guru, orang tua, dan siswa secara bergantian.
- Koleksi
- Dapat diperkaya dengan buku-buku yang dibawa siswa setiap hari.
- Dapat berupa bacaan koleksi perpustakaan yang dirotasi secara bergilir.
- Dapat diperkaya dengan buku-buku yang dibawa siswa setiap hari.
- Dapat berupa bacaan koleksi perpustakaan yang dirotasi secara bergilir.
SUDUT BACA SEKOLAH
- Dapat dibuat di kebun sekolah, halaman, kantin sekolah, koridor, area tunggu orang tua, dan area lain di sekolah.
- Dibuat aman dan menyenangkan dengan meja, kursi, dan atap.
- Koleksi buku dapat disimpan di gerobak buku atau rak beroda agar dapat dipindahkan dengan leluasa.
KELAS KAYA LITERASI
Semua bahan disimpan di tempat yang mudah diambil dan dikembalikan siswa. Semua bahan disimpan dengan rapi dan diberi nama agar mudah ditemukan siswa.
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Perpustakaan sekolah adalah pusat sumber belajar di sekolah.
- Dinding perpustakaan memajang poster kampanye membaca, karya siswa, klasifikasi buku, jadwal dan tata-tertib menggunakan perpustakaan.
- Perabot yang aman bagi siswa.
- Rak buku diberi label sesuai dengan kategori bahan pustaka. Penomoran/label rak dipasang dengan jelas dan sistematis. Rak buku ditata agar tidak menghalangi gerak siswa.
- Ada sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Atap perpustakaan tidak bocor, dinding dan lantai perpustakaan kokoh, nyaman dan bersih. Pintu dan jendela berfungsi dengan baik.
- Koleksi perpustakaan mencakup buku, kamus, ensiklopedia, majalah/koran, kliping, media auditori (kaset, CD) dan media digital (buku elektronik, dll.).
- Perpustakaan dapat diakses sebelum, selama, dan sesudah jam pelajaran, serta selama jam istirahat.
- Pustakawan dapat diakses oleh pemustaka.
- Perpustakaan terbuka untuk orang tua dan wali murid. Perpustakaan dapat menjadi tempat pertemuan-pertemuan orang tua dan menyediakan buku-buku bacaan untuk orang tua.
- Perpustakaan menjadi tempat kegiatan literasi, misalnya diskusi buku, tokoh masyarakat mendongeng/membacakan buku, atau perayaan hari besar lainnya.
Untuk buku bergambar
- Pajang dengan sampul buku depan menghadap ke atas.
- Pajang buku sesuai dengan jenjangnya (SD)
- Pajang buku sesuai klasifikasinya (SMP, SMA/SMK)
- Beri label pada rak sesuai jenjang (SD)
- Beri label pada rak sesuai klasifikasinya (SMP, SMA/SMK)
MEMILIH BUKU BACAAN YANG BAIK
IDENTITAS BUKU
- Ada judul buku di halaman sampul depan buku.
- Ada nama kreator buku (penulis/editor/ilustrator).
- Ada nama dan alamat (fisik dan elektronik) penerbit buku.
MATERI DAN KUALITAS CETAK
- Buku terjilid dengan baik.
- Kertas tidak mudah robek.
- Jenis bacaan dan ukuran huruf sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Desain dan tata letak sesuai dengan usia pembaca sasaran.
CERITA PADA BUKU FIKSI
- Ditulis secara menarik dan sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Mengandung materi yang sesuai dengan nilai moral dan budaya.
- Pesan moral dalam cerita disampaikan dengan baik tanpa menggurui.
- Tidak mengandung stereotip atau pelecehan terhadap kelompok tertentu.
- Bersifat multikultural.
BUKU NONFIKSI
- Disajikan dengan akurat.
- Sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Mewakili perspektif yang beragam/multikultural.
- Dilengkapi dengan gambar (ilustrasi/foto/diagram/tabel) agar mudah dipahami oleh pembaca sasaran.
- Berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
BAHASA
- Buku menggunakan bahasa baku yang mudah dipahami oleh pembaca sasaran.
- Kosakata baru diperkenalkan dalam konteks kalimat atau ilustrasi yang mendukung.
ILUSTRASI
- Dibuat dengan baik dan menarik.
- Menjelaskan konten buku dengan baik.
- Tidak melecehkan kelompok tertentu, dan memperhatikan multikultural Indonesia.
- Foto dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, memiliki izin untuk dipergunakan, dan sumbernya disebutkan.
BERTANYA TENTANG BUKU
Setelah program 15 menit membaca berakhir, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang buku yang dibaca peserta didik.
Buku Fiksi
► Apakah kamu menikmati cerita dalam buku itu? Mengapa?► Mengapa kamu memilih buku itu?
► Siapa saja tokoh cerita dalam buku itu?
- Tokoh mana yang paling kamu sukai?
- Bagaimana ciri-ciri tokoh tersebut?
► Andaikata kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan mengakhiri cerita itu?
► Adakah kata-kata sulit yang kamu temukan di buku cerita itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ceritakan kembali isi cerita tersebut!
Buku Nonfiksi
► Apakah kamu menikmati isi buku itu? Mengapa?► Mengapa kamu memilih buku itu?
► Apa sajakah bagian-bagian dalam buku itu? Bagian mana yang paling kamu sukai?
► Apa yang tidak kamu sukai dari isi buku itu?
► Coba baca dengan nyaring bagian buku yang paling kamu sukai!
► Bila kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan mengakhiri cerita itu?
► Adakah kata-kata sulit yang kamu temukan di buku itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ungkapkan garis besar buku tersebut!
TAHAP PELAKSANAAN GLS
1. TAHAP PEMBIASAAN
► Kegiatan membaca lima belas menit dilakukan setiap hari, namun guru tidak perlu memberikan pertanyaan tentang isi buku setiap hari. Pada tahap pembiasaan, prinsip TANPA TAGIHAN harus dijaga agar tujuan penumbuhan minat baca peserta didik bisa dicapai.► Kegiatan bertanya tentang isi buku bisa dilakukan sesekali, misalnya: 2–3 minggu sekali. Selain itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan. Meskipun begitu, guru bisa memberikan apresiasi bila peserta didik mau menjawab pertanyaan guru.
2. TAHAP PENGEMBANGAN
► Guru bisa menggunakan tabel atau peta cerita sebagai kegiatan tindak lanjut. Semua peserta didik didorong untuk menuliskan ringkasan cerita/buku dan respon mereka di dalam peta cerita/ buku.► Prinsip kegiatan adalah TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk mendorong dan memberikan apresiasi peserta didik atas upaya mereka, peta cerita/buku yang sudah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas.
► Peserta didik bisa diminta menyampaikan isian peta cerita/buku kepada teman dalam kelompok atau di depan kelas. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.
3. TAHAP PEMBELAJARAN
► Peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas kegiatan membaca lima belas menit selama kurun waktu tertentu. Diskusi tentang isi buku juga sudah sering dilakukan di kelas. Peserta didik sudah memiliki persepsi membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.► Daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan menjadi bagian pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.
3 LANGKAH MEMBACA BUKU FIKSI
Sebelum Membaca:
► Berdasarkan judul dan gambar-gambar di buku, kira-kira cerita tersebut tentang apa?► Apakah cerita ini nyata atau fantasi? Dari mana saya tahu?
► Bila teks ini nyata, pengetahuan atau manfaat apa yang akan saya dapatkan?
► Apa yang dibutuhkan atau diinginkan tokoh cerita?
► Mengapa saya ingin membaca cerita ini?
► Bagaimana saya bisa menggambarkan latar cerita?
Saat Membaca
► Apa yang akan terjadi di dalam cerita ini?► Bagaimana perasaan saya tentang tokoh utama?
► Mengapa tokoh cerita bersikap atau berperilaku seperi itu?
► Apakah cerita atau teks ini masuk akal?
► Bagaimana kira-kira akhir cerita ini?
► Apakah cerita ini mengingatkan saya pada hidup saya sendiri atau orang lain?
Setelah Membaca
► Bagaimana cerita ini mempengaruhi perasaan saya?► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari cerita ini?
► Bagian mana dalam cerita ini yang menurut saya penting?
► Apakah perasaan saya tentang tokoh cerita berubah di akhir cerita?
► Adakah perubahan perasaan atau perilaku tokoh-tokoh cerita di akhir cerita?
► Apa pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca seperti saya?
3 LANGKAH MEMBACA BUKU NONFIKSI
Sebelum Membaca:
► Berdasarkan judul dan gambar-gambar di buku, kira-kira isi buku ini tentang apa?► Apakah isi buku ini faktual/nyata? Darimana saya tahu?
► Apabila isi buku ini nyata, pengetahuan atau manfaat apa yang akan saya dapatkan?
► Mengapa saya ingin membaca buku ini?
► Bagaimana saya bisa menggambarkan garis besar isi buku ini?
Saat Membaca
► Bagian apa sajakah yang akan dibahas di dalam buku ini?► Bagaimana bagian-bagian buku akan dibahas?
► Apakah data dan informasi pendukung tersedia dengan memadai?
► Bagaimana saya memahami setiap bagian di dalam buku?
► Apakah bahasan pada setiap bagian masuk akal?
► Bagaimana kira-kira ringkasan atau simpulan buku ini?
Setelah Membaca
► Bagaimana buku ini mempengaruhi pikiran atau pemahaman saya?► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari buku ini?
► Bagian mana dalam buku ini yang menurut saya penting?
► Bagian mana dalam buku ini yang pernah dibahas di buku lain?
► Apakah bagian simpulan telah mencakup keseluruhan isi buku?
► Apakah kritik dan saran yang saya kemukakan terhadap buku ini?
► Apa maksud yang ingin disampaikan pembaca kepada pembaca seperti saya?
EMPAT CARA MEMBACA
1. MEMBACAKAN NYARING
Tujuan
- Mengenalkan dasar pengembangan literasi (bunyi, huruf, kalimat, gambar).
- Mendemonstrasikan membaca sesuai konteks bacaan.
- Membina minat baca dan hasrat membaca anak.
- Mendiskusikan buku bersama-sama.
Media
- Buku cerita bagi pembaca pemula.
- Materi bertema variatif dan dapat dikaitkan dengan keseharian anak.
- Daftar pertanyaan untuk memandu diskusi.
2. MEMBACA TERPANDU
Tujuan
- Menjadikan siswa lancardan terampil membaca dengan membaca nyaring secara bergantian.
- Meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca melalui diskusi.
Media
- Buku bacaan sesuai jenjang pengalaman belajar siswa.
- Alat bantu belajar khusus untuk belajar membaca (kartu kosakata, kosakata bergambar, alat tulis).
Guru memandu kelompok (4 – 6 siswa) untuk membaca bacaan yang sama.
3. MEMBACA BERSAMA
Tujuan
- Membaca interaktif melalui demonstrasi membaca oleh guru.
- Meningkatkan kelancaran membaca dengan memperhatikan intonasi dan tempo membaca nyaring.
- Membuat siswa belajar konsep membaca dan merasakan dirinya sebagai pembaca.
Media
- Buku besar dengan topik berjenjang.
- Kartu kosakata/kosakata bergambar.
- Alat tunjuk bacaan.
Guru membacakan buku untuk siswa dengan nyaring dengan menggunakan buku besar atau teks dibuat besar agar terbaca oleh semua siswa.
4. MEMBACA BERSAMA
- Bacaan dipilih sendiri oleh siswa sesuai minat dan tingkat kemampuan membaca.
- Guru membantu kegiatan membaca seperlunya.
- Membaca mandiri menjadi penentu pengembangan kelancaran membaca (kecepatan baca), penguasaan kosakata, latar belakang pengetahuan, dan juga penulisan.
Tujuan
- Menumbuhkan minat membaca siswa.
- Meningkatkan kemampuan membaca.
- Membangun ekosistem sekolah untuk gemar membaca.
Media
- Buku bacaan dengan topik variatif, baik fiksi maupun buku terkait mata pelajaran.
- Majalah dan koran sesuai jenjang kemampuan membaca siswa.
MEMBACA DALAM HATI
Pengertian
- Melibatkan semua peserta didik dan staf sekolah.
- Dilakukan dalam waktu tertentu secara berkala.
- Dilakukan di sekolah ataupun di rumah.
Pelajari: Pengertian Gerakan Literasi, Jenis & Contoh Literasi Sekolah
Penerapan di Rumah dan di Sekolah
- Memiliki akses terhadap buku ke perpustakaan.
- Dilaksanakan pada waktu tertentu setiap hari.
- Waktu yang digunakan antara 10–30 menit.
- Pilih bahan bacaan yang menyenangkan.
- Bahan bacaan bisa berbentuk buku, majalah, komik, dan surat-kabar.
- Di tahap pembiasaan, tidak ada tagihan apapun. Di tahap pembelajaran di kelas, ada tagihan dan penilaian.
- Guru bahasa atau Tim Literasi Sekolah bisa menjadi penanggung jawab program ini.
Manfaat
- Membantu belajar membaca.
- Mendorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, kosakata, tata bahasa, dan ejaan.
JURNAL MEMBACA HARIAN
Pengertian
Instrumen berupa tabel rekaman capaian membaca peserta didik yang dilakukan 15 menit setiap hari.Bentuk
Dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas di dalam portofolio kegiatan membaca.Isi
Judul buku, nama pengarang/ penulis, genre, jumlah halaman yang dibaca, serta informasi lain yang dikehendaki.Manfaat
► Membantu peserta didik dan guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca 15 menit, terutama membaca dalam hati.► Mengetahui capaian kegiatan membaca yang dilakukan oleh peserta didik setiap hari.
► Mengetahui kegiatan membaca peserta didik dalam satu bulan atau lebih.
CONTOH JURNAL BACA
TABEL TAHU - INGIN - PELAJARI (TIP)
- Merupakan strategi untuk membantu pemahaman teks.
- Dapat digunakan di semua mata pelajaran.
- Mampu menuntun proses berpikir peserta didik.
PROSEDUR
- Guru menunjukkan tabel T-I-P kosong dan menjelaskan apa yang harus diisi di masing-masing kolom.
- Dengan menggunakan bahan bacaan yang ditugaskan, guru menunjukkan cara mengisi kolom.
- Untuk kolom TAHU (T) Peserta didik mengelompokkan atau mengkategorikan informasi yang sudah mereka ketahui tentang topik bahasan.
- Untuk kolom INGIN (I) Peserta didik membuat pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui lebih jauh tentang topik bahasan.
- Untuk kolom PELAJARI (P) Peserta didik mengidentifikasi apa yang telah mereka pelajari dari proses membaca.
- Untuk tugas bacaan berikutnya, guru meminta peserta didik untuk membuat tabel T-I-P secara individu atau berpasangan, dan kemudian menyampaikan isi kolom (T) dan (I) di depan kelas. Setelah itu, peserta didik diminta membaca, dan kemudian melengkapi kolom (P).
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan bahwa tabel T-I-P bisa digunakan peserta didik untuk membantu mereka membaca dan belajar.
PELIBATAN PUBLIK DALAM GLS
MENGAPA PERLU MELIBATKAN PUBLIK?
Agar :- Kegiatan GLS dapat berkelanjutan;
- Peserta didik mengenal figur teladan literasi dari masyarakat;
- dan sekolah menjadi terbuka agar akuntabilitassekolah meningkat.
Melalui Gerakan Literasi Sekolah Ayo Tumbuhkembangkan Budi Pekerti Peserta Didik melalui Pembudayaan Ekosistem Sekolah agar Mereka Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat dan untuk mengunduh atau download Panduan Praktis GLS diatas silahkan kunjungi situs resmi Kemendikbud di http://118.98.227.114/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Panduan-Praktis-Gerakan-Literasi-Sekolah.pdf semoga bermanfaat!!
Demikianlah artikel pelajarancg.blogspot.com semoga bermanfaat!!!
Post a Comment for "PANDUAN PRAKTIS GERAKAN LITERASI SEKOLAH"