Prinsip dan prosedur Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak
pelajarancg.blogspot.com: Bagaimana Prinsip penyusunan Modul Ajar dan Bagaimana prosedur penyusunannya pada kurikulum Sekolah Penggerak? tentu pertanyaan ini menjadi permasalahan tersendiri bagi peserta didik, guru. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari bersama mempelajari dan memahami dalam uraian artikel Kurikulum pelajarancg.blogspot.com.
Pelajari: LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN MODUL AJAR PADA SEKOLAH PENGGERAK
Penyusunan modul ajar harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, minat peserta didik, dan kompetensi pada usianya. Pendekatan melalui tahap perkembangan ini memperhitungkan:
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dikembangkan setiap mata pelajaran dan fase pembelajaran. Hal penting lainnya adalah kebutuhan untuk belajar keterampilan sesuai konteks dan untuk mengeksplorasi konten yang relevan dan sesuai perkembangan zaman.
Secara umum kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
Dan Bagaimana prosedur penyusunannya pada kurikulum Sekolah Penggerak? Secara umum Prosedur Penyusunan atau Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak, adalah sebagai berikut:
Dalam mengembangkan Modul Ajar guru dapat mengembangkan sendiri materi atau bahan ajar sesuai dengan kondisi sosial, budaya, kemampuan peserta didik, serta tingkat ekonomi masyarakat sekitar. Pada prinsipnya modul yang disusun benar benar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Demikian informasi tentang Prinsip dan prosedur Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak, semoga bermanfaat bagi peserta didik, guru juga pengunjung Kurikulum pelajarancg.blogspot.com!!!!
pelajarancg.blogspot.com: Bagaimana Prinsip penyusunan Modul Ajar dan Bagaimana prosedur penyusunannya pada kurikulum Sekolah Penggerak? tentu pertanyaan ini menjadi permasalahan tersendiri bagi peserta didik, guru. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari bersama mempelajari dan memahami dalam uraian artikel Kurikulum pelajarancg.blogspot.com.
Pelajari: LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN MODUL AJAR PADA SEKOLAH PENGGERAK
Penyusunan modul ajar harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, minat peserta didik, dan kompetensi pada usianya. Pendekatan melalui tahap perkembangan ini memperhitungkan:
- Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.
- Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi yang bisa terjadi di setiap fase.
- Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
- Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan semua hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
- Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan yang dilalui oleh seorang peserta didik, dan merupakan dampak dari pengalaman sebelumnya.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dikembangkan setiap mata pelajaran dan fase pembelajaran. Hal penting lainnya adalah kebutuhan untuk belajar keterampilan sesuai konteks dan untuk mengeksplorasi konten yang relevan dan sesuai perkembangan zaman.
Secara umum kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
- Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
- Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
- Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
- Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik
Dan Bagaimana prosedur penyusunannya pada kurikulum Sekolah Penggerak? Secara umum Prosedur Penyusunan atau Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak, adalah sebagai berikut:
- Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan pendidikan. Identifikasi kondisi dan kebutuhan peserta didik dapat dilakukan melalui asesmen diagnostik terhadap kondisi dan kebutuhan peserta didik. Guru perlu mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan latar belakang serta sarana dan prasarana sekolah. Pengembangan modul ajar disesuaikan dengan kemampuan dan kreativitas guru.
- Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai. Guru memilih dimensi Profil Pelajar Pancasila yang tepat untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
- Menentukan ATP yang akan dikembangkan menjadi modul ajar. Guru dapat memilih ATP hasil pengembangan sekolah atau mengacu pada contoh ATP yang tersedia.
- Menyusun modul ajar berdasarkan komponen-komponen yang ditentukan. Guru dapat menentukan komponen-komponen yang esensial sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Artinya, tidak harus semua komponen dicantumkan dalam Modul Ajar. Pada prinsipnya modul yang disusun benarbenar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
- Pelaksanaan: Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah disusun.
Catatan pelajarancg.blogspot.com: pelaksanaan kegiatan dapat dimulai dari mana saja. Guru dapat memulai kegiatan dari pertanyaan pemantik, analisa studi kasus, diskusi, asesmen dan variasi lain. - Evaluasi dan tindak lanjut: Setelah melakukan pembelajaran, guru mengevaluasi efektivitas modul ajar yang digunakan.
Dalam mengembangkan Modul Ajar guru dapat mengembangkan sendiri materi atau bahan ajar sesuai dengan kondisi sosial, budaya, kemampuan peserta didik, serta tingkat ekonomi masyarakat sekitar. Pada prinsipnya modul yang disusun benar benar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Demikian informasi tentang Prinsip dan prosedur Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak, semoga bermanfaat bagi peserta didik, guru juga pengunjung Kurikulum pelajarancg.blogspot.com!!!!
Post a Comment for "PRINSIP DAN PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL AJAR KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK "