3 JENIS PUISI BERIKUT PENGERTIANNYA

https://pelajarancg.blogspot.com/
Pelajar sedang membaca Puisi

Pelajarancg.blogspot.com: Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama. Penggunaan kata-kata indah ini bertujuan untuk membangun makna yang berbeda atau menggantikan makna asli sebuah kata.


Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke dalam susunan kata-kata yang padat dan penuh makna.


Nah, setelah mengetahui tentang pengertian puisi, pada materi puisi Bahasa Indonesia Kelas 10 ini, Kurikulum Pelajarancg juga akan mengenalkan kamu pada tiga jenis puisi, sebagai berikut:


1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada beberapa aturan.


Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Bersifat anonim karena merupakan puisi rakyat,
  2. Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut, dan
  3. Terikat aturan-aturan yang mengatur jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata, maupun rima.



Lebih jelasnya, aturan yang mengikat puisi lama adalah sebagai berikut:
  1. Jumlah kata dalam satu baris,
  2. Jumlah baris dalam satu bait,
  3. Jumlah suku kata dalam tiap baris,
  4. Persajakan atau rima, dan
  5. Irama.



Puisi lama ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, loh sahabat Pelajarancg. Beberapa jenis puisi lama tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Mantra. Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis, yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah mantra yang diucapkan untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.
  2. Pantun. Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun remaja, dan pantun teka-teki.
  3. Seloka. Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya berisi mengenai pepatah.
  4. Gurindam. Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung amanat atau nasihat.
  5. Karmina. Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya yang sangat pendek.
  6. Talibun. Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris dengan rima abc-abc.
  7. Syair. Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari penyairnya.



2. Puisi Baru

Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Nama penyairnya jelas atau diketahui,
  2. Memiliki bentuk rapi dan simetris,
  3. Memiliki gaya bahasa yang dinamis,
  4. Memiliki persajakan akhir yang teratur,
  5. Sebagian besar puisi baru memiliki empat seuntai,
  6. Setiap barisnya terdiri dari sebuah gatra atau kesatuan sintaksis,
  7. Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata, dan
  8. Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang menggunakan pola puisi lama lainnya.



Puisi baru terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
  1. Himne. Himne merupakan sejenis nyanyian pujian yang ditujukan untuk Tuhan atau dewa, ataupun segala sesuatu yang dianggap suci atau sakral.
  2. Balada. Balada merupakan puisi sederhana yang berkisah mengenai cerita rakyat yang mengharukan. Balada biasanya berbentuk dialog atau disajikan dalam bentuk nyanyian.
  3. Ode. Ode merupakan puisi larik mengenai sanjungan terhadap orang yang berjasa. Ode dibaca dalam nada yang agung dan memiliki tema yang serius. Biasanya ode ditujukan pada orang tua, pahlawan, dan tokoh-tokoh besar.
  4. Romansa. Romansa merupakan puisi cerita yang mengungkapkan luapan perasaan cinta kasih. Puisi romansa ini menimbulkan efek romantis saat dibacakan.
  5. Epigram. Epigram merupakan puisi mengenai ajaran dan tuntunan dalam menjalani hidup. Epigram sendiri memiliki arti unsur pengajaran, nasihat, menuntun ke arah kebenaran yang dijadikan pedoman hidup.
  6. Elegi. Elegi merupakan syair atau nyanyian berupa ratapan dan ungkapan duka cita, terutama pada peristiwa kematian.
  7. Satir. Satir merupakan puisi bergaya bahasa sindiran atau kritik yang disampaikan dalam bentuk sarkasme, ironi, atau parodi.
  8. Distikon. Distikon meripakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari dua baris atau dua seuntai.
  9. Terzina. Terzina merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tiga baris atau tiga seuntai.
  10. Kuatren. Kuatren merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari empat baris atau empat seuntai.
  11. Kuint. Kuint merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari lima baris atau lima seuntai.
  12. Sekstet. Sekstet merupakan merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari enam baris atau enam seuntai.
  13. Septima. Septima merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tujuh baris atau tujuh seuntai.
  14. Oktaf atau Stanza. Oktaf atau stanza adalah merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari delapan barisatau delapan seuntai.
  15. Soneta. Soneta merupakan puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua bagian. Dua bait pertama dalam soneta memiliki empat baris, sementara dua bait kedua masing-masing memiliki tiga baris. Soneta ini merupakan jenis puisi baru yang paling terkenal karena paling susah dibuat dan membuat para penyair tertantang untuk membuatnya.


Pelajari: 7 JENIS PUISI LAMA BERIKUT CONTOHNYA

3. Puisi Kontemporer

Sesuai dengan namanya, puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan selalu berusaha keluar dari ikatan konvensional penulisan puisi lama maupun baru.


Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu memperhatikan kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang kasar, ejekan, atau lainnya. Dalam puisi kontemporer juga pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, irama, gaya bahasa, dan lain sebagainya dianggap tidak terlalu penting lagi. Puisi kontemporer juga bisa berarti puisi yang ditulis dalam kurun waktu terakhir.


Puisi kontemporer dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Puisi Mbeling

Puisi mbeling merupakan puisi yang tidak mengikuti aturan umum atau ketentuan dalam puisi lama maupun baru. Penyair puisi mbeling biasanya tidak tidak perlu memilih-milih kata lagi karena dasar dari puisi ini adalah bermain-main.


Ciri utama dari puisi mbeling adalah kuatnya unsur kelakar, sehingga penyair memanfaatkan seluruh unsur puisi berupa rima, irama, diksi, bunyi, dan tipografi untuk mengejar efek kelakar tanpa ada maksud tersirat atau disembunyikan.

Pelajari: 4 CONTOH TIPOGRAFI PADA PUISI

Puisi mbeling biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik sosial terhadap sistem pemerintahan dan sistem perekonomian, serta digunakan sebagai ejekan kepada para penyair yang bersikap terlalu serius atau sungguh-sungguh dalam berpuisi. Oleh karena itulah, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling sebagai puisi yang mengejek puisi.


2. Puisi Mantra

Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra. Penyair Indonesia yang memperkenalkan jenis puisi ini adalah Sutardji Calzoum Bachri. Ciri-ciri puisi mantra ini adalah sebagai berikut:
  • Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri,
  • Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami, melainkan sebagai sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan efek atau akibat tertentu, dan
  • Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran yang terletak pada perintah.



3. Puisi Konkret

Puisi konkret merupakan puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah sehingga menyerupai gambar tertentu dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai medianya. Dalam puisi konkret biasanya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya. Dalam penulisannya, puisi konkret perlu memperhatikan beberapa unsur berikut:
  1. Tipografi, meliputi penyusunan baris-baris puisi berupa kata atau suku kata yang disusun berdasarkan gambar atau pola tertentu.
  2. Unsur bunyi, meliputi penempatan persamaan bunyi atau rima di tempat-tempat tertentu demi menghidupkan kesan yang disatukan dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
  3. Enjambemen, meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris puisi yang pekat dan penuh perenungan.



Jadi itulah pembahasan ketiga jenis puisi dan artinya yang dapat dibagikan Pelajarancg.blogspot.com, silahkan terus kunjungi Pelajarancg untuk mempelajari beragam informasi pendidikan, materi soal, hingga perangkat ajar, panduan guru dan siswa, juga informasi-informasi lainnya terkait Kurikulum terbaru, semoga bermanfaat.

Post a Comment for "3 JENIS PUISI BERIKUT PENGERTIANNYA"