Di banyak sekolah, penilaian kinerja kerap dipahami sebagai rangkaian isian yang harus diselesaikan tepat waktu. Guru mengisi karena sistem meminta. Kepala sekolah menilai karena kalender menuntut. Di titik ini, penilaian kehilangan daya didiknya. Ia berubah menjadi pekerjaan administratif yang selesai di layar, tetapi tidak selalu berjejak dalam praktik pembelajaran.
Tulisan ini berangkat dari kegelisahan itu. Ia mencoba membaca kembali penilaian kinerja—baik guru maupun kepala sekolah—sebagai kerja kebijakan di tingkat sekolah. Bukan kebijakan besar yang ditetapkan pusat, melainkan kebijakan mikro yang hidup melalui keputusan, sikap, dan perilaku kepala sekolah sehari-hari.
Dalam kerangka Pengelolaan Kinerja di PMM, penilaian seharusnya tidak berdiri sendiri. Ia terkait langsung dengan cara kepala sekolah memimpin, mendampingi, dan menumbuhkan budaya profesional di sekolah.
Membaca Pengelolaan Kinerja di PMM secara Utuh
Pengelolaan Kinerja di PMM dirancang untuk menghubungkan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi kinerja. Di dalamnya terdapat dua subjek utama: kepala sekolah dan guru. Persepsi bahwa penilaian kinerja hanyalah pekerjaan administratif sering muncul karena ia dibaca sebatas kewajiban formal, padahal penilaian ini berkaitan erat dengan pemenuhan beban kerja guru dan kepala sekolah yang memiliki konsekuensi kebijakan nyata.
PKKS (Penilaian Kinerja Kepala Sekolah) menunjukkan bagaimana seorang kepala sekolah menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelola sekolah. Sementara PKG (Penilaian Kinerja Guru), khususnya pada aspek perilaku kerja, memperlihatkan bagaimana kepemimpinan itu diterjemahkan dalam praktik profesional guru.
Dengan kata lain: PKKS adalah arah kepemimpinan, PKG adalah wajah budaya kerja, dan PMM hanyalah alat bantu.
Tahapan PKKS: Dari Rencana ke Tanggung Jawab
1. Pra-Perencanaan Kinerja
Tahap ini menjadi ruang awal kepala sekolah membaca kondisi sekolah secara jujur: kekuatan tim, tantangan pembelajaran, dan budaya kerja yang sedang tumbuh.
Contoh lapangan: Seorang kepala sekolah menemukan rendahnya kolaborasi guru pada periode sebelumnya. Temuan ini dibaca sebagai sinyal bahwa perilaku kerja perlu menjadi fokus kebijakan sekolah.
2. Perencanaan Kinerja
Pada tahap ini, kepala sekolah menetapkan fokus praktik kinerja dan perilaku kerja yang relevan dengan kebutuhan sekolah. Perencanaan tidak berhenti pada pemilihan indikator, tetapi menyentuh keputusan strategis tentang bagaimana pembelajaran dan kurikulum dikelola.
Contoh lapangan: Kepala sekolah memilih memusatkan perhatian pada kepemimpinan pembelajaran dan budaya refleksi. Pilihan ini sejalan dengan kebutuhan sekolah dalam mengelola manajemen kurikulum secara strategis, bukan sekadar memenuhi target administratif.
3. Pelaksanaan Kinerja
Pelaksanaan mempertemukan rencana dengan realitas. Kepala sekolah hadir dalam observasi, dialog, dan pencatatan proses. Pada tahap ini, keputusan kepemimpinan sering bersinggungan langsung dengan praktik pengelolaan kurikulum di sekolah.
Contoh lapangan: Observasi kelas diikuti diskusi reflektif, bukan sekadar penilaian sepihak. Diskusi ini membantu kepala sekolah dan guru membaca kembali praktik pembelajaran sesuai dengan langkah dan prinsip manajemen kurikulum di sekolah yang sedang dijalankan.
4. Pemantauan dan Penetapan Predikat
Penetapan predikat kinerja merupakan rangkuman proses, bukan kejutan di akhir periode.
Contoh lapangan: Rekomendasi kinerja disusun berdasarkan catatan reflektif sepanjang tahun.
Penilaian Perilaku Kerja Guru sebagai Konsekuensi Kepemimpinan
Penilaian perilaku kerja guru merupakan turunan langsung dari arah kepemimpinan kepala sekolah. Tanpa kehadiran, pemahaman konteks, dan relasi profesional yang sehat, penilaian mudah kehilangan keadilannya.
| Indikator | Skor 1 | Skor 2 | Skor 3 | Skor 4 |
|---|---|---|---|---|
| Refleksi | Jarang refleksi | Refleksi terbatas | Refleksi rutin | Refleksi dan berbagi praktik |
| Kolaborasi | Bekerja sendiri | Terlibat jika diminta | Aktif berkolaborasi | Menggerakkan tim |
| Tanggung Jawab | Minimum | Tuntas tanpa inisiatif | Tepat waktu | Menjadi rujukan |
Skor hanya penanda. Narasi reflektif adalah inti penilaian.
Satu Kasus Terpadu di Sekolah
Seorang kepala sekolah memprioritaskan budaya refleksi dalam PKKS. Catatan observasi dan diskusi menjadi dasar penilaian perilaku kerja guru. Guru yang awalnya berada pada posisi sedang menunjukkan perkembangan nyata karena konsisten melakukan refleksi dan berbagi praktik.
Pertanyaan yang Sering Muncul di Sekolah
Apakah penilaian kinerja guru di PMM hanya soal mengisi skor?
Tidak. Skor hanyalah penanda administratif. Inti penilaian terletak pada catatan reflektif kepala sekolah.
Bagaimana hubungan PKKS dengan penilaian perilaku kerja guru?
PKKS menentukan arah kepemimpinan. Penilaian guru mencerminkan budaya yang dibangun melalui kepemimpinan tersebut.
Kapan waktu terbaik menyusun catatan penilaian?
Sepanjang tahun, bukan menjelang akhir periode.
Apa kesalahan umum saat mengisi PKKS?
Memandang PKKS sebagai laporan akhir, bukan proses kepemimpinan.
Menjaga Penilaian Kinerja sebagai Kerja Kebijakan
Penilaian kinerja di PMM pada akhirnya bukan tentang seberapa rapi isian sistem, melainkan tentang arah kebijakan yang dipilih dan dijalankan di sekolah. Kepala sekolah berada pada posisi strategis: ia bukan sekadar penilai, tetapi penentu makna dari seluruh proses pengelolaan kinerja.
Ketika PKKS dipahami sebagai proses kepemimpinan yang berkelanjutan, penilaian perilaku kerja guru tidak lagi terasa menghakimi. Ia berubah menjadi cermin bersama—tempat guru, kepala sekolah, dan sekolah membaca perkembangan profesionalnya dengan jujur dan beradab.
Di sinilah kualitas kepemimpinan diuji. Bukan pada skor akhir yang muncul di layar PMM, tetapi pada keputusan-keputusan kecil yang konsisten: apa yang dicatat, apa yang dibicarakan, dan apa yang benar-benar ditumbuhkan dalam keseharian sekolah.
Catatan PelajaranCG: Penilaian kinerja adalah kebijakan mikro yang hidup. Jika dijalankan dengan kesadaran, ia bukan beban administratif, melainkan ruang pembelajaran bagi seluruh ekosistem sekolah.
Post a Comment for "Cara Mengisi Penilaian Kinerja Guru di PMM: Perilaku Kerja sebagai Kerja Kepemimpinan Sekolah"