Sejarah singkat
Idul Adha dirayakan setiap 10 Dzulhijjah tepatnya pada 70 hari setelah Idul Fitri. Perayaan hari Idul Adha dilakukan untuk memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Ismail sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah. Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Allah menggantikan Ismail dengan domba.
1. Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Ismail
Diceritakan pada kala itu, Nabi Ibrahim yang sudah berusia lanjut (terdapat suatu riwayat yang menyatakan bahwa usia Beliau mencapai 85 tahun) bersama istrinya, Siti Hajar, belum dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim sangat menginginkan kehadiran seorang putra laki-laki supaya kelak dapat meneruskan perjuangannya dalam menegakkan ajaran Allah SWT di muka bumi ini.
Setiap hari, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT supaya segera diberikan keturunan. Saking tekunnya Beliau dalam berdoa, doanya tersebut diabadikan dalam Al-Quran, yaitu pada surah Ash-Shaffat ayat 100.
Nah, melalui doa-doa tersebut akhirnya Allah SWT mewujudkan keinginan Nabi Ibrahim melalui istri keduanya, yaitu Siti Hajar. Perlu diketahui bahwa Nabi Ibrahim menikahi Siti Hajar tepat setelah Beliau melakukan kunjungan ke wilayah Mesir.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim pun membawa Siti Hajar ke Mekah untuk tinggal di sana. Keduanya melangsungkan pernikahan dan beberapa saat setelah itu, Siti Hajar mengandung hingga lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.
Sayangnya, kebersamaan Nabi Ibrahim dengan anak dan istrinya tidak dapat dirasakan dalam waktu yang lama. Sebab, Allah SWT memerintahkan Beliau untuk segera kembali ke istri pertamanya, yakni Siti Sarah di kota Yerusalem. Namun meskipun begitu, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar tetap ikhlas dan tawakkal dalam menerima perintah-Nya.
Nabi Ibrahim tentu saja sangat berat hati dan sedih karena harus meninggalkan Siti Hajar dan Ismail yang kala itu masih menyusui di daerah Mekkah. Beliau tidak langsung meninggalkan mereka begitu saja, tetapi Beliau melakukan persiapan dengan membekali istri dan anaknya dengan beberapa potong roti dan sebuah air di guci untuk diminum. Selama ditinggal oleh suaminya, Siti Hajar mengalami banyak sekali cobaan, salah satunya adalah kesulitan dalam menemukan sumber air minum yang layak untuk anaknya. Bahkan, pencariannya akan sumber air minum tersebut dilakukannya dengan cara berjalan cepat sebanyak tujuh kali, dari Shafa ke Marwah.
Nah, peristiwa akan pencarian sumber mata air itulah yang kemudian “diabadikan” dalam proses ibadah Sa’I yang menjadi salah satu rukun ibadah Haji, yakni dengan lari-lari kecil dari Shafa ke Marwah. Perlu kamu ketahui bahwa sumber mata air yang ditemukan oleh Siti Hajar tersebut menjadi sumber air abadi yang kemudian dinamakan sebagai Zam-zam.
Setelah beberapa tahun kemudian, akhirnya Nabi Ibrahim kembali lagi ke Mekah untuk menemui Siti Hajar dan Ismail. Nabi Ibrahim tentu saja bahagia, apalagi Ismail sudah tumbuh menjadi anak yang sehat. Namun, belum lama menikmati pertemuannya dengan keluarga tercintanya, Allah SWT memberikan ujian lagi kepada Nabi Ibrahim.
Pada saat itu, dengan melalui mimpi, Allah SWT memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya, Ismail. Hal tersebut tentu saja membuat Nabi Ibrahim bimbang, karena itu merupakan perintah langsung dari Allah SWT, tetapi di sisi lain, Beliau juga sangat menyayangi anaknya tersebut. Dengan sekuat hati, akhirnya Nabi Ibrahim memberanikan diri untuk mengajak bicara Ismail bahwa dirinya harus menyembelih anaknya tersebut.
2. Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Ismail sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah
Jawaban Ismail membuat Nabi Ibrahim kaget, sebab puteranya ternyata bersedia untuk dijadikan kurban sebagaimana perintah dari Allah SWT. Akhirnya, waktu untuk menyembelih Ismail pun datang. Awalnya Nabi Ibrahim sangat ragu untuk mengarahkan pisau kepada anaknya. Kemudian, Ismail berkata “Wahai Ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepadamu. Engkau akan menemuiku insyaAllah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah SWT…”
Hal tersebut membuat Nabi Ibrahim bersedih sekaligus bersyukur, dan seraya berkata “Bahagialah aku mempunyai seorang putra yang taat kepada Allah SWT, bakti kepada kedua orang tua dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah SWT…”
3. Allah menggantikan Ismail dengan domba
Kemudian, ketika prosesi penyembelihan tiba, diikatkanlah kedua tangan dan kaki Ismail di atas lantai. Lalu Nabi Ibrahim dengan memejamkan matanya, memegang pisau (parang)nya ke arah leher Nabi Ismail dan penyembelihan pun dilakukan. Namun, Allah SWT langsung mengganti posisi Nabi Ismail tersebut dengan domba yang diturunkan dari langit. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran yakni pada QS As-Shaffat ayat 107-110.
Nah, melalui peristiwa kurban, yaitu penyembelihan Nabi Ismail yang kemudian digantikan menjadi hewan domba oleh Allah SWT inilah yang menjadikan sejarah dari Hari Raya Idul Adha. Tak hanya itu, melalui peristiwa hidup yang dialami oleh Nabi Ibrahim beserta keluarganya juga menjadikan lahirnya Kota Makkah dan Ka’bah sebagai kiblat umat Muslim di seluruh dunia beserta dengan keberadaan air Zam-zam yang tidak pernah kering sejak ribuan tahun silam.
Perayaan di setiap negara
Di Indonesia, perayaan Idul Adha diawali dengan melaksanakan salat ied lalu dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban. Setelah itu dilanjutkan dengan bagi-bagi, memasak dan menyantap daging kurban bersama-sama.
Pelajari lebih lanjut INILAH TATA CARA SALAT IDUL ADHA
Mesir adalah negara dengan populasi penganut agama Islam terbesar di dunia. Di negara tersebut, warganya menamai hari Idul Adha sebagai 'Eid El-Kibr' dimana dalam perayaannya akan mengadakan sebuah festival yang besar. Biasanya masyarakat akan merayakan dengan beragam makanan bertema daging. Mereka memakan berbagai olahan daging dengan fatta, yaitu nasi yang dimasak dengan saus tomat.
Saking wajibnya hidangan daging dan fatta, jika sampai terlewat maka akan dihadirkan lagi saat jadwal makan berikutnya. Setelah itu dilanjutkan dengan mengonsumsi makanan penutup, ro'a' yakni semacam pai daging. Iga kambing juga menjadi salah satu makanan yang populer saat Idul Adha di Mesir.
Perayaan Idul Adha ini juga menjadi momen berkumpul dengan keluarga dan berbagi daging kurban. Hakikatnya, di Mesir hari Idul Adha semua orang harus kebagian mencicipi masakan olahan daging kurban.
Pada Hari Raya Idul Adha, masyarakat Turki akan menghiasi hewan kurban menggunakan henna serta pita, lucu kan?
Di Inggris, orang-orang berkumpul di masjid melaksanakan salat ied dan mendengarkan ceramah khutbah Iedul Adha. Selain itu, mereka juga memakan makanan gurih. Itulah mengapa Idul Adha di Inggris disebut juga dengan "Savory Ied" atau "Eid Gurih".
Di Uni Emirat Arab, perayaan Idul Adha menjadi waktu yang tepat untuk memakai pakaian baru dan tampil all out, terutama bagi kaum wanita. Para wanita akan mengecat rambut, memakai parfum, hingga menghias tangan dengan henna.
Pelajari lebih lanjut INILAH KEUTAMAAN SHOLAT IDUL ADHA
Tradisi selain salat ied dan sembelih hewan kurban yang biasa dilakukan umat muslim di Uni Emirat Arab adalah bersilaturahmi di hari raya Idul Adha. Saat bertamu, tuan rumah biasanya menyuguhkan makanan manis, buah, kurma, kopi, dan teh.
Selamat Hari Idul Adha untuk seluruh umat Islam, yuk Berkurban. ---
Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim dan semoga Allah SWT memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
-Kurikulum Pelajarancg.blogspot.com-
Post a Comment for "HARI RAYA IDUL ADHA"