KOMPETENSI INTI
Artikel Kompetensi Inti (KI) bertujuan diantaranya adalah:- KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
- KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
- KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena atau kejadian yang tampak mata.
- KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut sudut pandang/teori yang kuat.
Pelajari: APA PERBEDAAN ANTARA QADHA DAN QADAR ITU
KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar (Kd) |
Indikator Pencapian Kompetensi |
1.1. Meyakini macam-macam takdir yang berhubungan dengan Qadha dan Qadar |
1.1.1 Menunjukan keyakinan terhadap macam-macam takdir yang berhubungan dengan Qodha dan Qodar |
2.1. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Qadha dan Qadar Allah |
2.1.1 Terbiasa berperilaku yang mencerminkan keimanan kepada Qodha dan Qodar Allah dalam kehidupan sehari-hari |
3.1. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan adanya Qadha dan Qadar dan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepadanya |
3.1.1 Menjelaskan pengertian Qadha dan Qadar 3.1.2 Mengidentifikasi dalil aqli dan naqli kebenaran Qadha dan Qadar 3.1.3 Menjelaskan macam-macam Qadha dan Qadar 3.1.4 Menunjukkan contoh fenomena Qadha dan Qadar dalam kehidupan 3.1.5 Menjelaskan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar |
4.1. Menyajikan kisah-kisah dari berbagai sumber dalam fenomena kehidupan tentang Qadha dan Qadar |
4.1.1 Menceritakan kisah-kisah dari berbagai sumber dalam fenomena kehidupan tentang Qadha dan Qadar |
Pelajari: 6 RUKUN IMAN DALAM ISLAM BERIKUT PENJELASANNYA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah peserta didik mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar, dan merefleksi tentang Iman Kepada Qadha dan Qadar, diharapkan peserta didik mampu:- Menunjukan keyakinan terhadap macam-macam takdir yang berhubungan dengan Qodha dan
- Terbiasa berperilaku yang mencerminkan keimanan kepada Qodha dan Qodar Allah dalam kehidupan sehari-hari
- Menjelaskan pengertian Qadha dan Qadar
- Mengidentifikasi dalil aqli dan naqli kebenaran Qadha dan Qadar
- Menjelaskan macam-macam Qadha dan Qadar
- Menunjukkan contoh fenomena Qadha dan Qadar dalam kehidupan
- Menjelaskan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar
- Menceritakan kisah-kisah dari berbagai sumber dalam fenomena kehidupan tentang Qadha dan Qadar
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) siswa pelajarancg yang diharapkan : Religius, Jujur, Kerja sama, Toleransi, Disiplin, Mandiri, Bersahabat/Komunikatif, Kerja keras,Cinta Damai, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab.
MATERI BAHAN PELAJARAN IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR KELAS 9 SMP/MTS SEMESTER GENAP
Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar
Menurut bahasa “Qadha” berasal dari kata Qadha–Yaqdhii yang berarti memutuskan suatu perkara dengan ucapan atau perbuatan. Secara istilah Qadha berarti ketetapan, ketentuan atau keputusan Allah swt tentang suatu perkara sejak zaman azali (sebelum adanya alam ini) yang belum diketahui dan belum diterima oleh makhluknya.Sedangkan menurut bahasa kata “Qadar” berasal dari lafaz Qadara–Yaqdiru yang berarti kuasa mengerjakan sesuatu. Secara istilah Qadar berarti pembatasan Allah swt swt tentang sesuatu, dengan kata lain, Qadar berarti ukuran atau aturan yang diciptakan oleh Allah swt untuk perkara tersebut atau bisa juga berarti ketentuan atau ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah swt atas Makhluk-Nya dan telah diterima serta telah berlaku bagi makhluknya.
Beriman kepada qadha dan qadar Allah swt
Beriman kepada Qadha dan Qadar berarti kita meyakini adanya ketentuan Allah swt yang berlaku buat manusia sebagai bukti dari kekuasaan Allah swt. Dengan kata lain iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah swt telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluk-Nya, agar mausia bertambah kuat Akidahnya dan kesadarannya untuk taat dan tunduk kepada Allah swt.Perbuatan Allah swt berupa Qadar-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya (Qadha-Nya) dan segala sesuatu itu sumbernya dari Allah swt, di dalam surat al-Ahzab: 36 Allah swt berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
Artinya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
Dan dalam firman Allah swt yang lain pada Surat al-Qamar ayat 49:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Kewajiban beriman kepada Qadha dan Qadar
Setiap muslim laki-laki maupun wanita wajib beriman kepada qadha dan qadar Allah swt. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qadha dan qadar yang baik maupun yang buruk. Dan tidaklah ia beriman sebelum mengetahui bahwa sesungguhnya apa saja yang sudah dipastikan akan menimpanya tentu tidak akan melesat dari dirinya. Dan sesungguhnya apa saja yang dipastikan melesat dari dirinya pasti tidak akan menimpanya” (HR. Tirmidzi dari Jabir).Penjelasan hadis tersebut dikuatkan pula oleh hadis yang isinya cukup panjang ketika Rasulullah Saw didatangi oleh Malaikat Jibril dalam sebuah majelis dan Jibril bertanya kepada beliau tentang tiga perkara, yaitu Islam, Iman dan Ihsan serta menanyakan tentang hari kiamat. Saat Rasulullah saw ditanya tentang iman maka beliaupun menjawab:
Artinya: “Engkau beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul- Nya dan Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “…. (HR. Muslim)
Setiap orang mukallaf (dewasa) wajib meyakini dan memastikan bahwa seluruh perbuatan, ucapan, dan gerakannya, yang baik maupun yang jelek adalah terjadi karena adanya kehendak, takdir dan pengetahuan Allah swt. Namun perbuatan yang baik itu atas ridha Allah dan yang jelak itu bukan karena ridla-Nya. Setiap orang memiliki karsa untuk melakukan perbuatannya sesuai dengan kehendaknya. Ia akan mendapatkan pahala manakala yang dilakukan itu baik, dan akan mendapatkan siksa manakala yang dilakukan itu jelek dan sama sekali tidak memiliki alasan untuk melakukan yang jelek itu. Sesungguhnya Allah swt tidak akan berbuat aniaya kepada hamba-Nya.
Artinya: Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas Radhiallahuanhuma, beliau berkata: Suatu saat saya berada di belakang Nabi saw, maka beliau bersabda: Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. (HR. Riwayat Turmuzi)
Salah satu pelajarancg yang dapat diambil dari hadis di atas adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia baik itu kejadian baik maupun buruk, semua itu telah ditetapkan oleh Allah dan manusia tidak dapat merubahnya, maka tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qadar-Nya.
Hubungan antara Qadha dan Qadar
Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika Qadha adalah rencana dan ketetapan Allah swt sejak zaman azali, maka qadar adalah bentuk nyata perwujudan dari rencana dan ketetapan Allah swt. Jadi dengan demikian, hubungan keduanya ibarat hubungan antara rencana dan pelaksanaan dari rencana tersebut. Misalnya, ayah Ahmad berencana membeli sebuah sepeda sebagai hadiah jika nilai rapornya baik. Rencana ini dapat diibaratkan Qadha Allah swt terhadap makhluk-Nya. Sehingga ketika rencana membeli sepeda sebagai hadiah itu terlaksana, maka itulah yang dinamakan qadar-Nya.Qadar Allah swt selalu sesuai dengan qadha-Nya. Artinya, perbuatan Allah swt selalu sama dengan apa yang direncanakan dan ditetapkannya. Semua makhluk Allah swt telah ditetapkan perencanaan dan ketetapan mengenai apa yang akan mereka alami. Mengenai qadha dan qadar Allah swt ini tidak ada yang dapat mengetahuinya, kecuali Allah swt. Oleh karena itu, setiap makhluk harus selalu berusaha sebaik mungkin dan memohon kepada Allah swt agar diberikan nikmat kebaikan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai firman Allah swt dalam surat al-An’am ayat 57:
قُلْ إِنِّى عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَكَذَّبْتُم بِهِۦ ۚ مَا عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦٓ ۚ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ ٱلْحَقَّ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْفَٰصِلِينَ
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah swt. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik”.
Macam-Macam Takdir
Takdir adalah ketetapan dari Allah SWT. Takdir ini apabila dilihat dari pengaruh ikhtiar atau usaha manusia atasnya maka dibagi menjadi dua macam, yakni:- Takdir Mubram
- Takdir Muallaq
Pertama: Takdir Mubram
Takdir Mubram adalah ketentuan Allah swt yang tidak dapat di ubah oleh manusia lagi, seperti kelahiran, kematian, jenis kelamin, jodoh. Manusia adalah makhluk Allah swt yang mencipta, mengatur dan menguasai alam semesta. Manusia tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi atas dirinya sendiri, baik terhadap kejadian yang menyenangkan maupun kejadian yang menyusahkan. Dalam dalil Naqli Takdir Muallaq, sebagaimana firman Allah swt dalam surat An-Najm ayat 39.وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. An-Najm ayat 39)
Kedua: Takdir Muallaq
Takdir muallaq adalah ketentuan Allah swt yang dapat di ubah dengan doa dan ikhtiar. Manusia adalah makhluk Allah swt yang mencipta, mengatur dan menguasai alam semesta. Manusia tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi atas dirinya sendiri, baik terhadap kejadian yang menyenangkan maupun kejadian yang menyusahkan. Manusia tidak dapat mengatakan bahwa besok akan terjadi hujan lebat. Mereka hanya akan memperkirakan berdasarkan pengalaman. Islam mensyariatkan, bahwa manusia wajib berusaha secara maksimal, sedangkan hasilnya ada pada kekuasaan Allah swt. Hal tersebut sesuai firman Allah swt dalam surat Ar- Ra’d ayat 11.لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Ayat di atas memberikan pesan kepada kita bahwa perubahan keadaan suatu perkara tersebut tergantung pada usaha yang dilakukannya. Oleh karena itu, manusia hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik dimasa depan.
Ciri-Ciri Orang Yang Beriman Kepada Qadha dan Qadar
Orang yang beriman kepada qadla dan qadar harus memiliki sikap yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Diantara ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qada dan qadar adalah:1) Senantiasa ikhtiar (berusaha) dalam mencapai keberhasilan
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Usaha ini adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih baik bagi kehidupannya.Sebagai contoh peristiwa:
- Pada saatnya manusia pasti mati.
- Seorang siswa yang ingin mencapai prestasi yang bagus maka ia harus rajin belajar.
Penjelasan contoh pelajarancg.blogspot.com: Peristiwa pertama menunjukkan bahwa manusia tidak diberi kesempatan untuk berusaha, sehingga harus mengalami peristiwa tersebut. Sebaliknya peristiwa kedua menunjukkan bahwa manusia harus berusaha keberhasilan banyak dipengaruhi oleh kadar usaha yang dilakukan. Dengan demikian dalam kenyataan hidup ini ada sesuatu yang tidak dapat diusahakan manusia dan adapula sesuatu yang tergantung dari usaha manusia.
2) Senantiasa tawakkal kepada Allah swt.
Selain berikhtiar, langkah selanjutnya untuk mencapai apa yang diharapkan adalah bertawakkal kepada Allah swt. Tawakkal berarti berserah diri kepada Allah swt setelah berusaha semaksimal mungkin. Sikap tawakkal merupakan kesadaran diri bahwa apapun upaya yang kita lakukan maka hasilnya adalah terserah kepada keputusan Allah swt. Penyerahan diri kepada Allah swt ini harusnya disertai doa sehingga antara usaha dan doa haruslah seimbang. Allah swt berfirman dalam surat al-Imran ayat 159:فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Terjemah Arti: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Bentuk kepasrahan diri (tawakkal) ini merupakan bukti bahwa manusia tidak ada daya dan upaya serta kekuatan untuk merubah atau memutuskan kehidupannya sendiri. Allah swt maha berkehendak dan maha berkuasa atas apapun yang terjadi di jagad alam raya ini. Namun Allah swt juga maha pemurah dan maha mengetahui, dengan kepasrahan sepenuhnya kepada Allah swt setelah berusaha dengan maksimal, maka Allah swt pasti akan mencukupi keperluan manusia.
3) Ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan Allah swt.
Orang yang beriman secara benar terhadap takdir akan memiliki ketenangan jiwa dan kestabilan emosi serta perasaan. Ia tidak mudah berbangga hati manakala usaha yang dilakukannya berhasil. Sebaliknya, ia juga tidak mudah susah dan putus asa manakala usahanya belum berhasil seperti yang diharapkan semua dikembalikan kepada kekuasaan Allah swt. Dia yang menguasai dan mengatur segalanya. Sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Kahfi ayat 7:إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Terjemah Arti: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Dengan memahami ayat di atas, orang yang beriman secara benar terhadap takdir menyadari, bahwa semua ujian berasal dari Allah swt dengan bermacam-macam bentuknya. Ridha terhadap ketentuan dan kehendak Allah swt adalah wajib hukumnya dan merupakan tanda adanya iman pada diri seseorang. Sikap seperti ini akan melahirkan sikap-sikap lain yang mulya, seperti tidak sombong, tidak semena-mena, tidak congkak serta menghargai yang lain. Semakin ia memiliki sifat dan sikap seperti itu, maka ia akan semakin tinggi nilai keimanannya di hadapan Allah swt.
4) Tabah hati dan sabar dalam menghadapi musibah
Ketabahan dan kesabaran terhadap takdir Allah swt mutlak ada pada setiap manusia, dengan bentuk nyata tidak menggerutu, tidak menyesali akan nasib yeng telah menimpahnya dan tidak terlalu sedih dalam menghadapi cobaan dan takdir Allah swt. Kesedihan hati di saat menghadapi cobaan hidup dianggap sebagai hal yang wajar serta tidak berlarut-larut sampai putus asa, tidak memudarkan semangat dan tidak memusnahkan gairah hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al-Hadid ayat 22-23:مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ () لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ () الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Terjemahannya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
5) Senantiasa bersikap Tawadhu kepada kebesaran Allah SWT.
Tawadhu adalah perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala, .atau kata-kata lain yang sepadan dengan tawadhu'. Tawadhu' artinya rendah hati, tidak sombong, lawan dari kata sombong atau takabur. Sifat tawadhu' menimbulkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah seperti dengki, marah, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai orang lain. orang-orang berakal sudah tentu menjauhkan diri dari sifat takabbur dan sombong. Allah swt berfirman dalam surat Al-Hij Ayat 88:وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Yang artinya : "Dan berendah dirilah (tawadhu) kamu terhadap orang-orang yang beriman." (QS Al-Hijr: 88)
Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada Qadha dan Qadar
Keimanan kita terhadap qadha dan qadar Allah swt haruslah dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Iman kepada qadha dan qadar bukan hanya diucapkan dan dihayati, namun lebih dari itu harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa bentuk bukti keimanan kita terhadap qadha dan qadar Allah swt yaitu:- Berjiwa qana’ah (rela menerima kenyataan hidup yang dialami dengan ikhlas)
- Berani menghadapi persoalan hidup karena yakin semua yang dialami adalah ujian dari Allah swt
- Senantiasa berprasangka baik kepada Allah swt ketika menghadapi kesulitan hidup
- Memiliki keberanian dalam berjuang menegakkan Islam karena yakin bahwa hidup dan mati ada pada kuasa Allah swt.
- Memiliki jiwa yang tenang, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik
- Cukup tentram hidupnya karena merasa bahwa dirinya selalu dekat dengan Allah swt.
- Mampu mengendalikan dirinya disaat duka maupun suka.
Manfaat Iman Kepada Qada dan Qadar
- melatih diri untuk bersyukur.
- Sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah swt dan tawakkal
- menjauhkan dari sifat sombong
- melatih untuk giat bekerja dan pantang menyerah.
- melatih ketenangan jiwa.
- yakin akan keadilan ALLAH terhadap hamba-nya.
- menerima pembagian takdir.
SOAL LATIHAN BAHAN PELAJARAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR KELAS 9 SMP/MTS SEMESTER GENAP
Latihan isian
Kisi-kisi isian :
No. |
Indikator |
Butir Instrumen |
1 |
Dapat menjelaskan iman kepada qadha dan qadar |
· Jelaskan pengertian iman kepada qada dan qadar! · Jelaskan dalil aqli iman kepada qada dan qadar…! · Jelaskan hubungan qadha dan qadar …! · Jelaskan macam-macam qada dan qadar · Jelaskan ciri-ciri qada dan qadar? |
pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dari pertanyaan-pertanyaan berikut!Soal 1: Ketentuan Allah SWT terhadap semua makhluk-Nya atas segala sesuatu yang akan terjadi di dunia dan akhirat disebut ...
A. Qodho
B. Qodar
C. Taqdir
D. Mubrom
Soal 2: Ketentuan Allah yang telah terjadi pada makhluk-Nya disebut ...
A. Qodho
B. Qodar
C. Taqdir
D. Muallaq
Soal 3: Al-Qomar ayat 49 berikut berhubungan dengan ...
A. Qodho
B. Qodar
C. Ikhtiar
D. Tawakal
Soal 4: Ketentuan Allah yang dapat diubah dengan usaha dan ikhtiar manusia disebut taqdir ...
A. Mutlaq
B. Mubah
C. Muallaq
D. Mubrom
Soal 5: Menyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan kehendak-Nya di dalalmnya ada hubungan sebab akibat. Sikap tersebut wujud dari ...
A. Sikap iman kepada taqdir
B. Sikap qona’ah
C. Sikap iman kepada qodar
D. Sikap tawakal
Soal 6: Al-Hadid ayat 22 berikut menerangkan tentang ...
A. Taqdir
B. Qodar
C. Qodho
D. Irodah
Soal 7: Yunus ayat 49 menjelaskan tentang taqdir ...
A. Qodho
B. Qodar
C. Muallaq
D. Mubrom
Soal 8: Perhatikan QS Al-Furqon ayat 2 berikut :
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Ayat di atas menjelaskan tentang segala sesuatu...
A. Dimuliakan oleh Allah
B. Ditetapkan oleh Allah
C. Dipelihara oleh Allah
D. Diatur oleh Allah
Soal 9: Berikut ciri-ciri orang yang beriman kepada Qodho dan qodar Allah, kecuali...
A. Ikhtiar
B. Tawadlu
C. Tawakal
D. Takabur
Soal 10: QS. Al-Kahfi ayat 7 di bawah ini berhubungan dengan sikap...
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
A. Tawakal
B. Ikhtiar
C. Do’a
D. Qona”ah
Demikianlah Artikel Mapel Agama Islam untuk peserta didik (Pelajar) dan Guru MTs yang bisa dibagikan pelajarancg.blogspot.com, dalam mempersiapkan semesteran khususnya semester genap atau melangkapi artikel-artikel tekait lainnya, semoga bermanfaat!
Post a Comment for "BAHAN PELAJARAN IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR KELAS 9 SMP/MTS SEMESTER GENAP"