Siapakah Yesus? Bagaimanakah kehidupan, pekerjaan dan diri-Nya? soal tersebut tentu sering dibagikan oleh guru sahabat kurikulum pelajarancg.blogspot.com - Tentunya Pertanyaan-pertanyaan ini sifatnya lebih besar dibanding persoalan keberadaan dan pengajaran Yesus.
Pelajari: 25 KATA/KUTIPAN TENTANG YESUS KRISTUS UNTUK NATAL ANDA
Pertama-tama perlu dipelajari juga ditegaskan bahwa Injil bukanlah biografi, apabila yang dimaksudkan adalah catatan-catatan kronologis dari kehidupan Yesus, perkembangan karakter dan pemikiran-Nya, dan sebagainya. Injil adalah hasil karya umat Allah yang mengakui dan percaya pada Yesus Kristus.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa catatan mereka bukanlah netral (objektif) sebagaimana dituntut oleh sejarawan modern, melainkan suatu penyajian tentang Yesus yang dipengaruhi oleh pengakuan “kita telah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan sebagai anak tunggal Bapa” (Yoh. 1:14).
Cerita Injil tidak dimaksudkan untuk menceritakan fakta nyata dari kehidupan Yesus, melainkan untuk menjelaskan kemualian-Nya dan makna yang terdalam dari Yesus sebagai pembawa anugerah dan penyataan dari Bapa. Oleh karena itu, Injil sebenarnya masuk ke dalam tipe literatur khusus.
Injil diceritakan dalam dua cara, yaitu:
Memang ada banyak cerita dan peristiwa yang diceritakan mempunyai dasar aktual/faktual, yang menyebabkan banyak sarjana pada abad ke-19 berusaha menguraikan fakta dari catatan pelengkap. Tetapi pada umumnya mengakui bahwa pertanyaan tentang “Yesus yang historis” adalah sesuatu yang sulit (impossible). Fakta telah demikian menyatu dengan catatan pelajaran pelengkap.
Namun, tidak berarti bahwa kita boleh menyangkali semua pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dan tentang siapakah Yesus. Ada fakta dan peristiwa yang tidak perlu diragukan; khususnya dalam hal yang menyangkut kesukaran, ketidaktahuan dan ketidakmengertian para murid. Contohnya peristiwa pembaptisan Yesus. Peristiwa ini aneh tetapi merupakan fakta yang tidak dapat disangkal, bahkan Matius dalam Injilnya berusaha menemukan penjelasan yang dapat diterima (Matius 3:14-15). Demikian juga tentang cerita penyaliban dan seruan di atas salib (Markus 15:34), suatu contoh yang aneh dalam penafsiran.
Dalam beberapa kasus lain diungkapkan tentang Yesus yang menyembuhkan dan mengusir setan, pergaulan-Nya dengan mereka yang berada di luar lingkungan sosial dan religius, kritiknya terhadap kemapanan religius para pemimpin yang mengakibatkan terjadinya konflik dengan mereka. Kita dapat juga membuat kesimpulan dari pengajaran Yesus akan kehidupan yang dijalani-Nya, tetapi tidak dengan mudah kesimpulan itu dibuat. Contohnya, beberapa kali tampak pandangan bahwa Yesus adalah seorang revolusioner dengan kekerasan. Hal ini tentu bertentangan dengan pengajaran-Nya mengenai non-violence (tanpa kekerasan) yang ditekankan dalam pengajaran-Nya.
Ada banyak kesaksian gereja dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa pengajaran Yesus mendapat contoh yang baik dalam kehidupan Yesus sendiri, dan tidak ada alasan untuk meragukannya. Sebaliknya jika ada ketidaksesuaian antara pengajaran dan kehidupan-Nya, maka akan sukar untuk melihat bagaimana umat Allah yang baru dapat tiba pada keberadaan mereka.
Agar kita mengerti makna Kristus bagi iman Kristen, maka perlu diperhatikan beberapa peristiwa tertentu dalam kehidupan Yesus. Tiap-tiap peristiwa ini mengandung kejadian faktual dan sejarah yang sering terlihat jelas ataupun kurang terlihat jelas dipelajari. Contohnya:
1. Sekitar Kelahiran Yesus
Hanya Matius dan Lukas yang menceritakan kelahiran Yesus, tetapi saling berbeda. Cerita kelahiran kemudian ditempatkan secara benar dan tetap dalam liturgi dan ibadah, walaupun cerita ini lebih bersifat puitis daripada catatan sejarah. Seluruh perhatian penulis tidak ditujukan untuk memberikan informasi faktual tentang kelahiran Kristus, tetapi untuk menyatakan makna Yesus bagi dunia. Cerita ini seluruhnya merupakan sesuatu yang teologis, yang terkandung dalam ide kelahiran oleh Roh Kudus dari Anak Dara Maria. Mempelajari ini merupakan unsur interpretatif yang berusaha menjelaskan makna kelahiran itu, yaitu dengan kedatangan Yesus suatu humanitas baru terjelma. Suatu umat baru dan suatu dunia baru telah dilahirkan, yang semuanya itu menggambarkan cara Allah yang baru masuk ke dalam ciptaan-Nya. Dan tentang umat baru ini, Injil Yohanes menyebutkan bahwa mereka, diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmaniah oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Yohanes 1:13).
Konsep tentang kelahiran Yesus dari seorang anak dara tidak perlu ditafsirkan dengan mengecilkan humanitas Yesus. Yang ditegaskan di sini yaitu Yesus adalah seorang manusia, lahir dari seorang perempuan dalam solidaritasnya dengan semua manusia.
Sebagai seorang manusia yang seluruh kemanusiaan-Nya telah diangkat pada suatu kedudukan yang baru, maka persekutuan yang dikumpulkan di sekitar- Nya mengambil bagian dalam humanitas baru itu harus mengakui bahwa orang ini adalah dari Allah lewat cara yang unik dan belum pernah terjadi.
2. Pembaptisan Yesus
Pemunculan Yesus ke dalam sejarah merupakan suatu peristiwa yang bermakna besar dalam kehidupan-Nya. Tetapi oleh Injil, peristiwa itu diberikan penafsiran teologis dan dinyatakan sebagai peristiwa (moment) konsentrasi diri Yesus sebelum memulai misi Mesias-Nya. Mungkin pada mulanya hanya merupakan jawaban Yesus akan pengajaran Yohanes Pembaptis dan rasa kebersamaan-Nya dengan pengikut-pengikut Yohanes yang lain. Tetapi apabila kita memegang humanitas Yesus dengan sungguh, kita harus menganggap Yesus sama dengan orang lain. Hal ini berbahaya, karena kita dapat menyimpulkan bahwa makna peristiwa pembaptisan Yesus hanyalah suatu mite. Yang pasti adalah bahwa lewat pembaptisan-Nya oleh Yohanes Pembaptis, Yesus memenuhi panggilan profesi-Nya (kenabian-Nya).
3. Peristiwa Pemuliaan Yesus
Peristiwa ini harus dicatat sebagai yang hampir benar-benar simbolis. Peristiwa ini menunjuk pada suatu keadaan yang timbul di kalangan murid-murid dengan melihat Yesus secara baru dan merasakan kemuliaan-Nya. Sejalan dengan perkembangan pemahaman Yesus sendiri terhadap panggilan-Nya, juga ada perkembangan dalam pemahaman dan penilaian murid-murid terhadap Yesus. Pada mulanya ketika mereka mempersatukan diri dengan Yesus, mereka melihat Yesus sebagai guru dan rabi. Dalam peristiwa pemuliaan, mereka dapat lebih mengenal Yesus secara lebih mendalam dan menerima Dia sebagai Yang Kudus dari Allah, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi! (Markus 9:17). Lewat peristiwa ini ada suatu catatan penting yang ditunjukkan, yaitu mempelajari paradoks tentang Yesus sebagaimana yang dimengerti murid-murid dan diberitakan Injil. Paradoks tersebut berhubungan dengan suatu realitas yang sungguh manusiawi, tetapi pada saat yang sama merupakan suatu penyataan Ilahi. Penyataan ini hanya mampu terlihat melalui iman dalam kedalaman dan kemuliaan Ilahi.
Pelajari: 20 KATA/KUTIPAN JUMAT AGUNG UNTUK DIPERINGATI DAN BERKAH
4. Penderitaan dan Kematian Yesus
Semua Injil memberikan catatan terperinci mengenai hari dan jam terakhir dari kehidupan Yesus. Ada dua petunjuk yang tampak yaitu:
Dalam kematian, wafat dan kehinaan Yesus; iman menerima kadar kemuliaan Kristus yang lengkap, dan kemuliaan dari humanitas yang baru. Dalam perkembangan iman Kristen ada cukup banyak analog yang dipakai untuk menjelaskan makna kematian Yesus. Dalam abad-abad pertama, penderitaan Kristus dilukiskan sebagai peperangan dengan kuasa kejahatan, dan kematian di atas kayu salib merupakan kemenangan atas kuasa ini. Dengan kata lain, makna kematian Yesus adalah kemenangan kuasa kasih atas kuasa kekerasan dan kebencian yang menghancurkan.
Pelajari: SELAMAT HARI JUMAT AGUNG (WAFAT YESUS KRISTUS)! BERIKUT UCAPAN YANG BISA KAMU SAMPAIKAN DI SOSMED
5. Kebangkitan Yesus
Walaupun kematian Yesus merupakan suatu peristiwa yang mengesankan dan bermakna, namun kematian Yesus bukanlah akhir cerita. Peristiwa kebangkitan Yesus merupakan peristiwa dalam kehidupan Yesus. Berbeda dengan peristiwa yang mendahuluinya, karena peristiwa kebangkitan ini sulit dikatakan sebagai fakta historis walaupun ada banyak usaha untuk memahami fakta ini. Beberapa orang berusaha untuk menempatkan fakta ini dalam komunitas, dan menyamakan Kristus yang bangkit dengan Gereja, yakni umat Allah yang baru dan yang bangkit setelah kematian-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Yang lain menegaskan bahwa Kristus bangkit dalam kerygma atau pewartaan gereja. Tetapi usaha pemahaman ini kurang memuaskan, sebab semua umat Allah yang bertumbuh meyakini bahwa Kristus telah dibangkitkan. Keyakinan ini didasarkan pada penampakan Kristus yang bangkit kepada beberapa murid, dan pada penemuan kubur yang telah kosong.
Memang dapat saja timbul keraguan tentang sifat dari penampakan ini, yang menjadi dasar kepercayaan akan kebangkitan Yesus dan mengakibatkan pertumbuhan gereja Kristen. Apakah benar Yesus telah menampakkan diri? Tidakkah hal seperti itu merupakan penglihatan subjektif atau kasarnya hanyalah sebuah halusinasi dari murid-murid? Memang hal ini akan menjadi tesis yang sulit dipertahankan, karena agaknya sesudah penyaliban, murid-murid berada dalam keputusasaan dan tidak ada kecenderungan untuk mengharapkan bahwa Yesus akan tampak pada mereka. Lagi pula, seseorang dapat mengatakan bahwa Gereja Kristen didirikan di atas ilusi. Namun juga sukar dimengerti bagaimana gereja yang didirikan di atas ilusi mampu mempertahankan diri bahkan mengembangkan diri. Sejarah umat Kristen membuktikan adanya kekuasaan spiritual yang hidup dan bekerja di dalam manusia. Dan manusia tidak pernah menyempurnakan dirinya dalam keberadaan duniawinya. Manusia mengharapkan kesempurnaan setelah kematian, dan mengharapkan Kristus dapat mengangkat humanitasnya pada tahap yang baru dan mengalihkan kematian kepada sesuatu yang positif sebagai makna kebangkitan-Nya. Dan bukan saja murid-murid yang memberitakan penampakan-penampakan Yesus, tetapi juga semua generasi Kristen berikutnya. Semua generasi tersebut telah menyaksikan kehadiran Kristus yang hidup di tengah-tengah umat-Nya dan kehadiran ini merupakan bukti yang lebih kuat dari kebangkitan-Nya.
Kebangkitan dalam dirinya sendiri merupakan suatu peristiwa yang tidak ada paralelnya, oleh karena itu hanya sedikit yang dapat dikatakan. Injil-injil tidak menceritakan peristiwa itu dalam dirinya sendiri, tetapi menceritakan akibat dari peristiwa kebangkitan terhadap para murid. Akibat-akibat ini tidak diragukan lagi, oleh karena itu kebangkitan Kristus juga tidak diragukan lagi. Dalam menafsirkan makna kebangkitan Kristus ini, kita telah mulai dari fakta tentang kemanusiaan Yesus yang utuh. Dalam humanitas ini ditemukan kedalaman dan kemuliaan yang melebihi tingkat kemanusiaan seperti yang kita kenal dalam diri kita sendiri atau pada orang lain.
Kedalaman itu menampakkan sejumlah faktor yang unik dalam Kristus, seperti: kasih yang memberikan diri (agape), ketaatan pada panggilan Allah, hubungan dengan orang lain, pengajaran-Nya yang berkuasa dan mudah dimengerti, dan sebagainya.
Pemberitaan pertama dalam Injil dimulai dengan Yesus dari Nazaret sebagai seorang manusia dan kemudian berakhir dengan Allah menjadikan- Nya sebagai Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36). Penghayatan selanjutnya berkembang menjadi ajaran tentang reinkarnasi (penjelmaan kembali orang yang telah mati). Yesus Kristus dilihat sebagai penggenapan maksud Allah sejak mula pertama dan Ia adalah Firman Allah yang kekal, yang menjadi daging (Yoh. 1:14).
Pemahaman tentang peristiwa-peristiwa dalam mempelajari kehidupan Kristus ini harus dapat menjadi peristiwa-peristiwa dalam kehidupan umat Allah, dan komunitas Kristen sendiri.
Pelajari: UCAPAN-UCAPAN HARI KENAIKAN ISA ALMASIH / YESUS KRISTUS
Semoga dengan materi pembelajaran Agama Kristen ini dapat memperdalam pemahaman sahabat kurikulum pelajarancg.blogspot.com mengenai Artikel tentang bagaimana guru dan sahabat kurikulum pelajarancg mempelajari kehidupan kristus beserta makna kristus bagi Iman umat Kristen di sekolah.
Pelajari: 25 KATA/KUTIPAN TENTANG YESUS KRISTUS UNTUK NATAL ANDA
Pertama-tama perlu dipelajari juga ditegaskan bahwa Injil bukanlah biografi, apabila yang dimaksudkan adalah catatan-catatan kronologis dari kehidupan Yesus, perkembangan karakter dan pemikiran-Nya, dan sebagainya. Injil adalah hasil karya umat Allah yang mengakui dan percaya pada Yesus Kristus.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa catatan mereka bukanlah netral (objektif) sebagaimana dituntut oleh sejarawan modern, melainkan suatu penyajian tentang Yesus yang dipengaruhi oleh pengakuan “kita telah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan sebagai anak tunggal Bapa” (Yoh. 1:14).
Cerita Injil tidak dimaksudkan untuk menceritakan fakta nyata dari kehidupan Yesus, melainkan untuk menjelaskan kemualian-Nya dan makna yang terdalam dari Yesus sebagai pembawa anugerah dan penyataan dari Bapa. Oleh karena itu, Injil sebenarnya masuk ke dalam tipe literatur khusus.
Injil diceritakan dalam dua cara, yaitu:
- Mencatat kata-kata dan perbuatan Yesus yang dapat diselidiki secara umum;
- Menempatkan kejadian-kejadian yang dapat diselidiki dalam konteks catatan pelengkap. Seperti: suara dari surga pada berita pembaptisan dan pemuliaan, penampakan malaikat dalam cerita kelahiran dan kebangkitan, keterangan teologis dalam kesengsaraan, dan penunjukan akan nubuatan Perjanjian Lama (PL).
Memang ada banyak cerita dan peristiwa yang diceritakan mempunyai dasar aktual/faktual, yang menyebabkan banyak sarjana pada abad ke-19 berusaha menguraikan fakta dari catatan pelengkap. Tetapi pada umumnya mengakui bahwa pertanyaan tentang “Yesus yang historis” adalah sesuatu yang sulit (impossible). Fakta telah demikian menyatu dengan catatan pelajaran pelengkap.
Namun, tidak berarti bahwa kita boleh menyangkali semua pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dan tentang siapakah Yesus. Ada fakta dan peristiwa yang tidak perlu diragukan; khususnya dalam hal yang menyangkut kesukaran, ketidaktahuan dan ketidakmengertian para murid. Contohnya peristiwa pembaptisan Yesus. Peristiwa ini aneh tetapi merupakan fakta yang tidak dapat disangkal, bahkan Matius dalam Injilnya berusaha menemukan penjelasan yang dapat diterima (Matius 3:14-15). Demikian juga tentang cerita penyaliban dan seruan di atas salib (Markus 15:34), suatu contoh yang aneh dalam penafsiran.
Dalam beberapa kasus lain diungkapkan tentang Yesus yang menyembuhkan dan mengusir setan, pergaulan-Nya dengan mereka yang berada di luar lingkungan sosial dan religius, kritiknya terhadap kemapanan religius para pemimpin yang mengakibatkan terjadinya konflik dengan mereka. Kita dapat juga membuat kesimpulan dari pengajaran Yesus akan kehidupan yang dijalani-Nya, tetapi tidak dengan mudah kesimpulan itu dibuat. Contohnya, beberapa kali tampak pandangan bahwa Yesus adalah seorang revolusioner dengan kekerasan. Hal ini tentu bertentangan dengan pengajaran-Nya mengenai non-violence (tanpa kekerasan) yang ditekankan dalam pengajaran-Nya.
Ada banyak kesaksian gereja dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa pengajaran Yesus mendapat contoh yang baik dalam kehidupan Yesus sendiri, dan tidak ada alasan untuk meragukannya. Sebaliknya jika ada ketidaksesuaian antara pengajaran dan kehidupan-Nya, maka akan sukar untuk melihat bagaimana umat Allah yang baru dapat tiba pada keberadaan mereka.
Agar kita mengerti makna Kristus bagi iman Kristen, maka perlu diperhatikan beberapa peristiwa tertentu dalam kehidupan Yesus. Tiap-tiap peristiwa ini mengandung kejadian faktual dan sejarah yang sering terlihat jelas ataupun kurang terlihat jelas dipelajari. Contohnya:
1. Sekitar Kelahiran Yesus
Hanya Matius dan Lukas yang menceritakan kelahiran Yesus, tetapi saling berbeda. Cerita kelahiran kemudian ditempatkan secara benar dan tetap dalam liturgi dan ibadah, walaupun cerita ini lebih bersifat puitis daripada catatan sejarah. Seluruh perhatian penulis tidak ditujukan untuk memberikan informasi faktual tentang kelahiran Kristus, tetapi untuk menyatakan makna Yesus bagi dunia. Cerita ini seluruhnya merupakan sesuatu yang teologis, yang terkandung dalam ide kelahiran oleh Roh Kudus dari Anak Dara Maria. Mempelajari ini merupakan unsur interpretatif yang berusaha menjelaskan makna kelahiran itu, yaitu dengan kedatangan Yesus suatu humanitas baru terjelma. Suatu umat baru dan suatu dunia baru telah dilahirkan, yang semuanya itu menggambarkan cara Allah yang baru masuk ke dalam ciptaan-Nya. Dan tentang umat baru ini, Injil Yohanes menyebutkan bahwa mereka, diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmaniah oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Yohanes 1:13).
Konsep tentang kelahiran Yesus dari seorang anak dara tidak perlu ditafsirkan dengan mengecilkan humanitas Yesus. Yang ditegaskan di sini yaitu Yesus adalah seorang manusia, lahir dari seorang perempuan dalam solidaritasnya dengan semua manusia.
Sebagai seorang manusia yang seluruh kemanusiaan-Nya telah diangkat pada suatu kedudukan yang baru, maka persekutuan yang dikumpulkan di sekitar- Nya mengambil bagian dalam humanitas baru itu harus mengakui bahwa orang ini adalah dari Allah lewat cara yang unik dan belum pernah terjadi.
2. Pembaptisan Yesus
Pemunculan Yesus ke dalam sejarah merupakan suatu peristiwa yang bermakna besar dalam kehidupan-Nya. Tetapi oleh Injil, peristiwa itu diberikan penafsiran teologis dan dinyatakan sebagai peristiwa (moment) konsentrasi diri Yesus sebelum memulai misi Mesias-Nya. Mungkin pada mulanya hanya merupakan jawaban Yesus akan pengajaran Yohanes Pembaptis dan rasa kebersamaan-Nya dengan pengikut-pengikut Yohanes yang lain. Tetapi apabila kita memegang humanitas Yesus dengan sungguh, kita harus menganggap Yesus sama dengan orang lain. Hal ini berbahaya, karena kita dapat menyimpulkan bahwa makna peristiwa pembaptisan Yesus hanyalah suatu mite. Yang pasti adalah bahwa lewat pembaptisan-Nya oleh Yohanes Pembaptis, Yesus memenuhi panggilan profesi-Nya (kenabian-Nya).
3. Peristiwa Pemuliaan Yesus
Peristiwa ini harus dicatat sebagai yang hampir benar-benar simbolis. Peristiwa ini menunjuk pada suatu keadaan yang timbul di kalangan murid-murid dengan melihat Yesus secara baru dan merasakan kemuliaan-Nya. Sejalan dengan perkembangan pemahaman Yesus sendiri terhadap panggilan-Nya, juga ada perkembangan dalam pemahaman dan penilaian murid-murid terhadap Yesus. Pada mulanya ketika mereka mempersatukan diri dengan Yesus, mereka melihat Yesus sebagai guru dan rabi. Dalam peristiwa pemuliaan, mereka dapat lebih mengenal Yesus secara lebih mendalam dan menerima Dia sebagai Yang Kudus dari Allah, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi! (Markus 9:17). Lewat peristiwa ini ada suatu catatan penting yang ditunjukkan, yaitu mempelajari paradoks tentang Yesus sebagaimana yang dimengerti murid-murid dan diberitakan Injil. Paradoks tersebut berhubungan dengan suatu realitas yang sungguh manusiawi, tetapi pada saat yang sama merupakan suatu penyataan Ilahi. Penyataan ini hanya mampu terlihat melalui iman dalam kedalaman dan kemuliaan Ilahi.
Pelajari: 20 KATA/KUTIPAN JUMAT AGUNG UNTUK DIPERINGATI DAN BERKAH
4. Penderitaan dan Kematian Yesus
Semua Injil memberikan catatan terperinci mengenai hari dan jam terakhir dari kehidupan Yesus. Ada dua petunjuk yang tampak yaitu:
- Fakta historis atau sejarah yang dapat dibuktikan sebagai fakta dan mendapat tempat dalam sejarah dunia, yaitu menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.
- Fakta penyaliban ini sekali lagi menunjukkan kemanusiaan yang penuh dari Yesus, yaitu mati sebagaimana semua manusia mati. Pada pihak
lain, cerita kesengsaraan mempunyai makna teologis yang sangat besar. Karya penebusan Kristus mengalahkan dosa dan membebaskan dunia menuju suatu mode keberadaan yang baru. Salib menjadi simbol inti Kekristenan. Kemuliaan Kristus terutama dilihat dalam kehinaan dan kematian-Nya.
Untuk menpelajari maupun mengerti hal ini, kita perlu berhati-hati memisahkan kematian Kristus dari seluruh konteks kehidupan-Nya. Sebab karya penebusan Kristus hanya bermakna apabila dilihat sebagai klimaks dan penyempurnaan semua hal yang telah terjadi sebelumnya. Juga kematian Yesus memberi kesan adanya keserasian antara kematian-Nya itu dengan seluruh kehidupan dan pengajaran-Nya. Kematian Yesus menampakkan adanya ketaatan Yesus pada panggilan-Nya, dan adanya tindakan kasih.
Dalam kematian, wafat dan kehinaan Yesus; iman menerima kadar kemuliaan Kristus yang lengkap, dan kemuliaan dari humanitas yang baru. Dalam perkembangan iman Kristen ada cukup banyak analog yang dipakai untuk menjelaskan makna kematian Yesus. Dalam abad-abad pertama, penderitaan Kristus dilukiskan sebagai peperangan dengan kuasa kejahatan, dan kematian di atas kayu salib merupakan kemenangan atas kuasa ini. Dengan kata lain, makna kematian Yesus adalah kemenangan kuasa kasih atas kuasa kekerasan dan kebencian yang menghancurkan.
Pelajari: SELAMAT HARI JUMAT AGUNG (WAFAT YESUS KRISTUS)! BERIKUT UCAPAN YANG BISA KAMU SAMPAIKAN DI SOSMED
5. Kebangkitan Yesus
Walaupun kematian Yesus merupakan suatu peristiwa yang mengesankan dan bermakna, namun kematian Yesus bukanlah akhir cerita. Peristiwa kebangkitan Yesus merupakan peristiwa dalam kehidupan Yesus. Berbeda dengan peristiwa yang mendahuluinya, karena peristiwa kebangkitan ini sulit dikatakan sebagai fakta historis walaupun ada banyak usaha untuk memahami fakta ini. Beberapa orang berusaha untuk menempatkan fakta ini dalam komunitas, dan menyamakan Kristus yang bangkit dengan Gereja, yakni umat Allah yang baru dan yang bangkit setelah kematian-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Yang lain menegaskan bahwa Kristus bangkit dalam kerygma atau pewartaan gereja. Tetapi usaha pemahaman ini kurang memuaskan, sebab semua umat Allah yang bertumbuh meyakini bahwa Kristus telah dibangkitkan. Keyakinan ini didasarkan pada penampakan Kristus yang bangkit kepada beberapa murid, dan pada penemuan kubur yang telah kosong.
Memang dapat saja timbul keraguan tentang sifat dari penampakan ini, yang menjadi dasar kepercayaan akan kebangkitan Yesus dan mengakibatkan pertumbuhan gereja Kristen. Apakah benar Yesus telah menampakkan diri? Tidakkah hal seperti itu merupakan penglihatan subjektif atau kasarnya hanyalah sebuah halusinasi dari murid-murid? Memang hal ini akan menjadi tesis yang sulit dipertahankan, karena agaknya sesudah penyaliban, murid-murid berada dalam keputusasaan dan tidak ada kecenderungan untuk mengharapkan bahwa Yesus akan tampak pada mereka. Lagi pula, seseorang dapat mengatakan bahwa Gereja Kristen didirikan di atas ilusi. Namun juga sukar dimengerti bagaimana gereja yang didirikan di atas ilusi mampu mempertahankan diri bahkan mengembangkan diri. Sejarah umat Kristen membuktikan adanya kekuasaan spiritual yang hidup dan bekerja di dalam manusia. Dan manusia tidak pernah menyempurnakan dirinya dalam keberadaan duniawinya. Manusia mengharapkan kesempurnaan setelah kematian, dan mengharapkan Kristus dapat mengangkat humanitasnya pada tahap yang baru dan mengalihkan kematian kepada sesuatu yang positif sebagai makna kebangkitan-Nya. Dan bukan saja murid-murid yang memberitakan penampakan-penampakan Yesus, tetapi juga semua generasi Kristen berikutnya. Semua generasi tersebut telah menyaksikan kehadiran Kristus yang hidup di tengah-tengah umat-Nya dan kehadiran ini merupakan bukti yang lebih kuat dari kebangkitan-Nya.
Kebangkitan dalam dirinya sendiri merupakan suatu peristiwa yang tidak ada paralelnya, oleh karena itu hanya sedikit yang dapat dikatakan. Injil-injil tidak menceritakan peristiwa itu dalam dirinya sendiri, tetapi menceritakan akibat dari peristiwa kebangkitan terhadap para murid. Akibat-akibat ini tidak diragukan lagi, oleh karena itu kebangkitan Kristus juga tidak diragukan lagi. Dalam menafsirkan makna kebangkitan Kristus ini, kita telah mulai dari fakta tentang kemanusiaan Yesus yang utuh. Dalam humanitas ini ditemukan kedalaman dan kemuliaan yang melebihi tingkat kemanusiaan seperti yang kita kenal dalam diri kita sendiri atau pada orang lain.
Kedalaman itu menampakkan sejumlah faktor yang unik dalam Kristus, seperti: kasih yang memberikan diri (agape), ketaatan pada panggilan Allah, hubungan dengan orang lain, pengajaran-Nya yang berkuasa dan mudah dimengerti, dan sebagainya.
Pemberitaan pertama dalam Injil dimulai dengan Yesus dari Nazaret sebagai seorang manusia dan kemudian berakhir dengan Allah menjadikan- Nya sebagai Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36). Penghayatan selanjutnya berkembang menjadi ajaran tentang reinkarnasi (penjelmaan kembali orang yang telah mati). Yesus Kristus dilihat sebagai penggenapan maksud Allah sejak mula pertama dan Ia adalah Firman Allah yang kekal, yang menjadi daging (Yoh. 1:14).
Pemahaman tentang peristiwa-peristiwa dalam mempelajari kehidupan Kristus ini harus dapat menjadi peristiwa-peristiwa dalam kehidupan umat Allah, dan komunitas Kristen sendiri.
Pelajari: UCAPAN-UCAPAN HARI KENAIKAN ISA ALMASIH / YESUS KRISTUS
Semoga dengan materi pembelajaran Agama Kristen ini dapat memperdalam pemahaman sahabat kurikulum pelajarancg.blogspot.com mengenai Artikel tentang bagaimana guru dan sahabat kurikulum pelajarancg mempelajari kehidupan kristus beserta makna kristus bagi Iman umat Kristen di sekolah.
Post a Comment for "MEMPELAJARI KEHIDUPAN KRISTUS DAN MAKNA KRISTUS BAGI IMAN KRISTEN"