6 MODEL PEMBELAJARAN YANG WAJIB ANDA KETAHUI!



Model dan teori pembelajaran adalah seperangkat ajar memiliki prinsip yang menjelaskan cara terbaik kita menyerap, memproses, dan menyimpan informasi dari waktu ke waktu. Memahami proses ini membantu kita merancang pengalaman belajar yang efektif. Lebih baik lagi, beberapa model pembelajaran memberi kita kerangka kerja praktis yang dapat kita gunakan sebagai modul guru untuk sukses.

Pelajari juga : PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI

Jika Anda tertarik dengan model pembelajaran, maka Anda berada pada tulisan inovatif tepat. Ada ratusan model untuk dipelajari. Namun, terkadang sulit untuk mengetahui dari mana harus memulai. Dengan mengingat hal itu, kami di kurikulum pelajarancg.blogspot.com telah menyusun daftar 6 model pembelajaran yang menurut kami harus Anda ketahui. Ini adalah modul dari kurikulum terbaru. Mereka adalah jenis model yang secara mendasar mengubah cara kita berpikir dan mendekati pembelajaran dan pengembangan. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang teori utama yang memengaruhi program pembelajaran dan pengembangan, silakan pelajari juga artikel ini: 5 Teori Pembelajaran yang Wajib Anda Ketahui!


Sementara itu hanya model, bukan fakta ilmiah, menurut para ahli pendidikan, mereka sering didasarkan pada penelitian yang ketat dan bukti pendukung. Jadi, tanpa basa-basi lagi, mari bahas lebih lengkap ke model pembelajaran.


BERIKUT 6 MODEL PEMBELAJARAN YANG WAJIB ANDA KETAHUI

1. Problem-based Learning

Model Problem-based Learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam abbas, 2000 : 13). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah, penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.


2. Cooperative Learning

Model Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.


Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.


3. Project-based Learning

Model Project-based Learning (pembelajaran Berbasis Proyek) adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menan tang, yang melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999). Proyek terurai menjadi beberapa jenis. Stoller (2006) mengemukakan tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan kegiatannya, yaitu: (1) proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik, bahan, metodologi, dan presentasi; (2) proyek tidak terstruktur didefinisikan terutama oleh siswa sendiri; (3) proyek semi-terstruktur yang didefinisikan dan diatur sebagian oleh guru dan sebagian oleh siswa.


Project-based Learning sebagai model pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembela -jaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil Proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan. Bentuk aktivitas proyek terdiri dari (1) Proyek produksi yang meli batkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster, laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan, dan sebagainya; (2) Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan atau fashion show ; (3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok disku-si, atau program-mitra percakapan. Lebih lanjut, menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yaitu (1) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini hanya dilakukan di dalam kelas; (2) Proyek skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk menyelesaikannya dengan rentang waktu lebih panjang.


4. Contextual Teaching And Learning (CTL)

Model CTL (pembelajaran kontekstual) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses pembelajaran dengan mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan motivasi siswa yang membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan tenaga kerja.


Menurut Elaine B. Johnson (Riwayat,2008), CTL juga merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungakan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.


Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Siswa dapat belajar dengan baik jika dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan real dan minatnya.[1] CTL didesain dengan melibatkan siswa mengalami dan menerapkan apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga negara dan tenaga kerja. Hal ini memungkinkan siswa mengaitkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang stimulisasi. Dari pembahasan lengkap Kurikulum Pelajarancgblogspotcom dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah pembelajaran yang memiliki hubungan yang erat dengan pengalaman yang sesungguhnya. Dan ini merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase yang berlangsung jauh melampaui drill-oriented dan metodologi stimulus-response.


5. Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84). Beberapa pendapat tentang model pembelajaran inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) model pembelajaran inkuiri adalah suatu Model yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip.


Selanjutnya, Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Model pembelajaran inkuiri adalah porses belajar yang memberi kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problem secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian (Nasution, 1992:128). Lebih lanjut dikatakan Model pembelajaran inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Model atau pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach). Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (menempatkan siswa sebagai subjek belajar), seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) serta mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-197).


6. Concept Learning

Model Concept Learning (Pembelajaran Pencapaian Konsep) ini berangkat dari studi mengenai proses berfikir yang dilakukan Bruner, Goodnow, dan Austin (dalam Suherman dan Winataputra, 1992) yang menyatakan bahwa model ini dirancang untuk membantu mempelajari konsep-konsep yang dapat dipakai untuk mengorganisasikan informasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi mereka untuk mempelajari konsep itu dengan cara efektif, menganalisis, serta mengembangkan konsep. Pengertian Model Pencapaian Konsep ini juga merupakan model yang efisien untuk menyajikan informasi yang terorganisasikan dalam berbagai bidang studi, salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep ini adalah meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan lebih efektif.


Eggen dan Kauchak (2012: 218) menyatakan model pencapaian konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dari semua usia mengembangkan dan menguatkan pemahaman mereka tentang konsep dan mempraktikkan kemampuan berpikir kritis. Pada model pembelajaran ini, siswa tidak disediakan rumusan suatu kosep, tetapi mereka menemukan konsep tersebut berdasarkan contoh-contoh yang memiliki penekanan-penekanan terhadap ciri dari konsep itu. Pada pembelajaran peraihan konsep ini, guru menunjukkan contoh dan noncontoh dari suatu konsep yang dibayangkan. Sementara siswa membuat hipotesis tentang apa kemungkinan konsepnya, menganalisis hipotesis-hipotesis mereka dengan melihat contoh dan noncontoh, yang pada akhirnya sampai pada konsep yang dimaksud.


Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep yaitu:
  • Menentukan Tingkat : Pencapaian Konsep Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat formal.
  • Analisis Konsep : Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian konsep. Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain: (1) nama konsep, (2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep, (3) definisi konsep, (4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan (5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.



Sebagai guru, jika Anda baru mengenal dunia desain instruksional atau model dan teori pembelajaran, Anda mungkin merasa kewalahan. Ada banyak sekali model pembelajaran untuk dipelajari dan pendekatan untuk dipertimbangkan. Mungkin sulit untuk mengetahui di mana menerapkan fokus Anda.


Pada tahap ini, Anda harus melatih fokus Anda pada siswa-siswi Anda. Lagi pula, Anda tidak dapat merancang pengalaman pelatihan yang efektif jika Anda tidak memahami kebutuhan pembelajar Anda. Setelah Anda memiliki pengetahuan ini, Anda kemudian dapat mengubah dan menyempurnakan modul ajar melalui pendekatan Anda.

Pelajari juga : Tahap Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah, Tiap Kegiatan Juga Ada Ketentuan Sendiri

Mungkin Anda akan memutuskan untuk mengabaikan kerangka kerja Inkuiri untuk mengembangkan konten Anda. Mungkin Anda akan fokus membuat Model Problem-based Learning (pembelajaran berbasis masalah) dengan menggunakan pembelajaran Concept Learning atau Pencapaian Konsep. Jika motivasi menjadi masalah, Anda dapat melihat Teori Contextual Teaching And Learning (CTL) atau Model Concept Learning. Anda memiliki banyak informasi di saat menerapkan kurikulum merdeka pada sekolah Anda. Bagaimana dan kapan Anda menerapkannya, terserah Anda dan pembelajar Anda. Kami di kurikulum pelajarancg.blogspot.com juga telah membuat video singkat praktis tentang sebagian besar model ini, dan Anda dapat mempelajarinya nanti!


Solusi pembelajaran saran kami dibangun dengan mempertimbangkan model pembelajaran ini, praktik terbaik, dan ilmu Pembelajaran pembelajaran seperangkat ajar memiliki prinsip terbaiknya nanti.

Post a Comment for "6 MODEL PEMBELAJARAN YANG WAJIB ANDA KETAHUI!"