ISI KHOTBAH PERTAMA BUDDHA

Hidup tidak lepas dari masalah ya sahabat kurikulum pelajarancg.blogspot.com. Bagaimana cara menghadapi masalah? Buddha mengungkapkan bahwa dalam hidup tidak lepas dari masalah. Buddha mengajarkan adanya masalah, sumber masalah, terhentinya masalah, dan cara untuk mengatasi masalah. Semua hal itu diungkap dalam Khobah Pertama Buddha.


Nama Khotbah Pertama Buddha adalah Dhammacakkappavattana Sutta, yang berarti Khotbah Pemutaran Roda Dharma. Khotbah ini diberikan pada saat bulan Purnamasidhi di bulan Asadha kepada lima petapa, yaitu Kondanna, Vappa, Bhaddiya, Mahanama, dan Assaji di Taman Rusa Isipatana, Benares.

https://pelajarancg.blogspot.com/


BERIKUT ISI KHOTBAH PERTAMA BUDDHA:

Khotbah ini berisi Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani) seperti berikut.
  1. Kebenaran Mulia tentang Dukkha;
  2. Kebenaran Mulia tentang Sebab Dukkha;
  3. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha; dan
  4. Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya Dukkha;



Jalan Menuju Terhentinya Dukkha atau dikenal Jalan Tengah adalah jalan yang menghidari dua jalan ekstrim. Dua jalan ekstrem itu ialah ekstrim pemuasan hawa nafsu dan ekstrim penyiksaan diri. Jalan Tengah terdiri atas delapan unsur yang disebut Jalan Mulia Berunsur Delapan. Berikut adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan.


JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN (ariya atthangika magga)

Dalam Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11(S 5.420), Sang Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani) yang di dalamnya terdapat Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha. Jalan itu disebut dengan Jalan Mulia berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga . Di dalam Jalan ini mengandung unsur Sila (kemoralan), Samadhi (konsentrasi), dan Panna (kebijaksanaan). Jalan Mulia Berunsur Delapan ini secara tradisional dibagi dalam tiga bagian /kelompok, yang disebut dengan istilah tiga latihan (tisso-sikka) yaitu :


PANNA (Kelompok Kebijaksanaan)

  1. Pengertian Benar (samma-ditthi)
  2. Pikiran Benar (samma-sankappa)



Adalah sebagai latihan intelektual/akal budi, dimaksudkan agar kita hendaknya memahami terlebih dahulu secara jelas dan realistis mengenai konsep Empat Kebenaran Mulia, lalu kemudian secara bertahap mengembangkan langkah-langkah lain dari Jalan.


1) Pengertian /Pemahaman Benar (Samma-ditthi); Adalah pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap:
  • Empat Kebenaran Mulia
  • Tiga Corak Umum (Tilakkhana)
  • Sebab-musabab yang saling bergantungan (Paticca Samuppada)
  • Hukum Kamma



2) Pikiran Benar (Samma- Sankappa); Adalah pikiran yang bebas dari:
  • Pikiran yang bebas dari nafsu - nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa)
  • Pikiran yang bebas dari kebencian (avyapada-sankappa)
  • Pikiran yang bebas dari kekejaman (avihimsa-sankappa)



SILA (Kelompok Moral/Kebijaksanaan)

  1. Ucapan Benar (samma-vaca);
  2. Perbuatan Benar (samma-kammanta)
  3. Pencaharian Benar (samma-ajiva)



Adalah merupakan latihan etika, dimana kita menentukan sendiri apa yang baik, kemudian melaksanakannya untuk diri sendiri maupun tindak-tanduk / sikap kita dalam bermasyarakat.


Ucapan Benar (Samma-vaca) Adalah berusaha menahan diri dari: Berbohong (musavada), Memfitnah (pisunavaca), Berucap kasar/caci maki (pharusavaca), dan Percakapan yang tidak bermanfaat / pergunjingan (samphapalapa).


Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika memenuhi syarat dibawah ini:
  • Ucapan itu benar
  • Ucapan itu beralasan
  • Ucapan itu berfaedah
  • Ucapan itu tepat pada waktunya



Sang Buddha bersabda: “Kata-kata yang mempunyai empat nilai adalah yang diucapkan baik, bukan pembicaraan jahat, tidak salah dan tidak dicela para bijaksana. Apa empat itu ? Mengenai ini,……….
seseorang berbicara dengan kata-kata yang indah, bukannya buruk;
seorang berbicara dengan kata-kata yang benar, bukannya salah;
seseorang berbicara dengan kata-kata yang halus, bukannya kasar ;
seorang berbicara dengan kata-kata penuh kebenaran, bukan kepalsuan”.
( Sutta Nipata : 449-450 )


Perbuatan Benar (Samma-kammanta) Adalah berusaha menahan diri dari: Pembunuhan, Pencurian, Perbuatan melakukan perbuatan seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila), Perkataan tidak benar, Penggunaan cairan atau obat–obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran.


“Semua gemetar pada kekerasan, semua takut kematian, tempatkan dirimu pada tempat orang yang lain. Oleh karenanya jangan membunuh ataupun menyebabkan mereka terbunuh.” ( Dhammapada : 129-130 )


Mata Pencaharian Benar (Samma-ajiva) Berarti menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain. Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari (Anguttara Nikaya, III, 153), yaitu: Makhluk hidup, Senjata, Daging atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan makhluk-makhluk hidup, Minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan, dan Racun.


Dan terdapat pula lima mata pencaharian salah yang harus dihindari (Majjima Nikaya. 117), yaitu: Penipuan, Ketidak-setiaan, Penujuman, Kecurangan, dan Memungut bunga yang tinggi (praktek lintah darat).


SAMADHI ( Kelompok Pemusatan Pikiran/Konsentrasi)

  • Daya-upaya Benar (samma-vayama)
  • Perhatian Benar (samma-sati)
  • Konsentrasi Benar (samma-samadhi)



Adalah merupakan latihan kejiwaan, menyadari perubahan batin dari yang bersifat keduniawian ke keadaan batin yang murni.


Upaya Benar (Samma-vayama) dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu: Berusaha mencegah munculnya kejahatan baru, berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada, berusaha mengembangkan kebaikan yang belum muncul, dan berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.


Perhatian Benar (Samma-sati) dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu: Perhatian penuh terhadap badan jasmani (kayanupassana), Perhatian penuh terhadap perasaan (vedananupassana), Perhatian penuh terhadap pikiran (cittanupassana), dan Perhatian penuh terhadap batin (dhammanupassana).


Keempat bentuk tindakan tersebut bisa disebut sebagai Vipassana Bhavana.


Konsentrasi Benar ( Samma-samadhi ) berarti pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan Samatha Bhavana.


Siswa yang telah berhasil melaksanakan Delapan Jalan Kebenaran memperoleh:
  • Sila-visuddhi - Kesucian Sila sebagai hasil dari pelaksanaan Sila dan terkikis habisnya Kilesa (Kekotoran batin).
  • Citta-visuddhi - Kesucian Bathin sebagai hasil dari pelaksanaan Samadhi dan terkikis habisnya Nivarana ( Rintangan batin).
  • Ditthi-visuddhi - Kesucian Pandangan sebagai hasil dari pelaksanaan Panna dan terkikis habisnya Anusaya (Kecenderungan berprasangka).



sahabat kurikulum pelajarancg.blogspot.com, Kekotoran bathin (Asava), dapat dibagi dalam 3 (tiga) golongan besar, yaitu:
  1. Kilesa : Kekotoran bathin yang kasar dan dapat jelas dilihat atau didengar.
  2. Nivarana : Kekotoran bathin yang agak halus, yang agak sukar diketahui.
  3. Anusaya : Kekotoran bathin yang halus sekali dan sangat sukar untuk diketahui.


Pelajari: KATA-KATA UCAPAN SELAMAT HARI RAYA WAISAK (HARI BUDDHA) 2566 BE 16 MEI 2022

Itulah artikel tentang sisi dari khotbah pertama Buddha, sebagai bahan pembelajaran bagi siswa sekolah tingkat pertama (SMP) kelas 8. Khususnya pengunjung beragama Buddha di pelajarancg.blogspot.com!!!

Post a Comment for "ISI KHOTBAH PERTAMA BUDDHA"