TEORI PSIKOLOGI INDIVIDU ALFRED ADLER

Pelajarancg.blogspot.com, Jakarta - Alfred Adler adalah seorang psikolog Austria berpengaruh yang membuat kemajuan besar di bidang psikologi individu. Ia mengembangkan teori kompleks inferioritas dan superioritas, yang disebut teori kepribadian. Adler berfokus pada bagaimana masa kanak-kanak memengaruhi kedewasaan. Menurut Adler, individu terus-menerus berjuang untuk menutupi aspek inferior yang nyata atau yang dirasakan dari kepribadian mereka.


Alfred Adler menciptakan banyak teori psikologi yang berpengaruh, termasuk teori psikologi individu atau kepribadian. Dilansir kurikulum pelajarancg.blogspot.com dari berbagai daftar kepustakaan berikut dijelaskan mengenai pengertian teori individu, perilaku, aplikasi, dan teori dipengaruhi. Jadi yuk pelajari selanjutnya di kurikulum pelajarancg:


TEORI PSIKOLOGI INDIVIDU ADLER:

Jadi yuk pelajari selanjutnya di kurikulum pelajarancg:

A. Pengertian Teori Individu

Teori Psikologi Individu memfokuskan kepada keunikan yang dimiliki oleh seseorang individu dan Adler menolak mengenai desakan seksual menentukan personaliti seseorang.


Individual Psychologie mempunyai arti penting sebagai cara untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak mementingkan perumusan-perumusan yang teliti, melainkan lebih mementingkan penyusunan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia.


Menurut Adler, fenomena psikologi yang dialami oleh setiap individu itu adalah berbeda antara satu sama lain tetapi bersifat konsisten antara satu sama lain yaitu untuk mencapai kehendak superioriti. Kegagalan seseorang individu berhadapan dengan cabaran hidup mendorong individu bersifat lemah, pasif dan defensif yaitu individu ini sedang mengalami inferiority complex.


Kehendak seseorang itu mempengaruhi setiap tindakan mereka berpadukan pula kepada pengalaman di masa lepas yang telah dilalui mereka yang mana mendorong kepada usaha untuk merealisasikan suatu kehendak. Perasaan inferioriti yang wujud secara nyata atau khayalan dalam diri seseorang individu dianggap suatu yang normal. Bahkan, perasaan inferioriti itu menjadi dorongan untuk seseorang individu mencapai keinginan superioriti. Superioriti pula merupakan matlamat hidup seseorang individu di samping menggapai kesempurnaan kendiri yang unggul. Maka, matlamat ini dijadikan pula sebagai panduan hidup seseorang. Matlamat tadi adalah hasil idea yang dibayangkan. Ia diistilahkan sebagai Fictional Finalism.


Kematangan atau kebaikan seseorang itu dilihat melalui pandangan seseorang individu itu terhadap kehidupan sosial yang sedang dihadapi. Menurut Adler, dengan berusaha membantu orang lain, sebenarnya kita sedang membantu diri kita dalam mencapai matlamat. Dengan mempunyai kepentingan sosial (social interest) yang tinggi, individu ini amat mementingkan kebajikan orang lain dan usaha yang dibuat untuk menyumbang kepada kebajikan masyarakat membantu seseorang individu untuk menyesuaikan diri dengan baik di samping mengurangkan perasaan sunyi dan tertekan.


Perancangan hidup seseorang individu dianggap unik dan cara hidup mereka dibentuk semasa lima tahun yang pertama. Selain itu, layanan ibu bapak semasa peringkat awal kanak- kanak memberi kesan kepada timbulnya reaksi inferioriti dalam diri anak- anak dan mempengaruhi pembentukan personaliti unik anak- anak dan gaya hidup yang bakal diamalkan ketika dewasa.


Selain itu, Adler turut percaya perbedaan layanan ibu bapa terhadap anak- anak adalah berkait- rapat dengan turutan kelahiran (birth order) setiap anak. Maknanya, layanan yang diterima oleh anak sulung, anak kedua, anak tengah, anak tunggal dan anak bungsu adalah berbeda- beda antara satu sama lain. Demikian, melalui pengalaman yang dialami, seseorang individu itu mampu menciptakan personaliti dan tingkah laku diri yang unik dan ia berdasarkan persepsi subjektif yang dimiliki oleh setiap mereka.


Kata Adler lagi, desakan hidup yang dihadapi seseorang menjadi tunggak kepada perkembangan personaliti individu itu sendiri. Di samping itu, konsep kendiri kreatif turut memainkan peranan besar dalam menentukan personaliti seseorang. Kendiri kreatif wujud dalam diri individu berasaskan kepada proses pembelajaran (rangsangan- tindakbalas) yang dilalui sepanjang kehidupannya di masa lalu. Apa saja keputusan yang dibuat, tanggungjawab adalah disandarkan kepada individu itu sendiri. Penilaian baik dan buruk sesuatu perkara itu adalah terpulang kepada pengamatan individu itu sendiri dan manusia bukanlah hamba kepada nasib.


Ketika ia menemukan daya kreatif pada diri, maka semua konsepnya yang lain ditempatkan di bawahnya; akhirnya ditemukan juga penggerak utama, sendi sang filsuf, obat mujarap kehidupan, penyebab pertama semua tingkah laku manusia yang sekian lama di cari adler. Diri kreatif yang bersifat padu, konsisten, berdaulat dalam struktur kepribadian.


Daya kreatif diri sulit digambarkan, kita dapat melihat pengaruh-pengaruhnya, tetapi kita tidak dapat melihatnya. Diri kreatif merupakan jembatan antara stimulus-stimulus yang menerpa seseorang dan respon-respon yang diberikan orang yang diberikan orang. Manusia membentuk kepribadiannya sendiri dari bahan mentah hereditas dan pengalaman.

Pelajari juga PENGERTIAN KEPEDULIAN SOSIAL DAN CONTOHNYA

B. Perilaku

Perilaku manusia pada dasarnya adalah penentu dirinya sendiri (self-determinad) dan bahwa mereka membentuk kepribadian dari makna yang mereka berikan kepada pengalaman-pengalaman mereka. Interpretasi manusia terhadap pengalaman lebih penting dari pada pengalaman-pengalaman itu sendiri, tidak ada masa lalu atau masa depan yang menentukan perilaku saat ini. Manusia bergerak maju, dimotivasikan oleh tujuan di depan lebih dari pada insting-insting bawaan atau daya-daya kausal.tujuan-tujuan masa depan ini sering kali ketat dan tidak realistik namun, kebebasan pribadi manusia mengijinkan manusia membentuk ulang tujuan-tujuan anda, dan karenanya mengubah hidup mereka. Manusia menciptakan kepribadiannya sendiri dan sanggup mengubah kepribadian tersebut dengan mempelajari sikap-sikap baru,sikap-sikap ini menjadi pedoman bagi pemahaman bahwa perubahan bisa terjadi, bahwa tak seorangpun atau kondisi apapun bertanggungjawab bagi “siapa dirinya”, dan bahwa tujuan-tujuan pribadi harus di subordinasikan pada kepedulian sosial.


Perilaku manusia dapat mengarah pada gaya hidup yang sehat atau tidak sehat bergantung sepenuhnya kepada derajat kepedulian sosial yang mereka kembangkan selama tahun-tahun kanak-kanak mereka.


Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama (Adler, 1927). Kepedulian sosial adalah tongkat pengukur adler untuk menentukan kesehatan psikologis seseorang dan ”satu-satunya kriteria bagi nilai-nilai manusia, kepedulian sosial adalah satu-satuny alat yang di gunakan untuk menilai harga sebuah pribadi. Manusia memulai hidup dengan daya juang dasar yang di aktifkan oleh kekurangan-kekurangan fisik yang pernah ada. Kelemahan organis ini mengarah secara tak terelakkan kepad perasaan inferioritas. Oleh karena itu, semua orang memiliki perasaan-perasaan inferioritas.


Gaya hidup adalah istilah yang digunakan Adler untuk mengacukepada warna kehidupan seseorang. Gaya hidup adalah produk dari interaksi hereditas, lingkungan, dan daya kreatif pribadi. Daya kreatif merupakan sebuah konsep dinamis yang mengimplikasikan gerakan, dan gerakan ini adalah karakteristik hidup yang paling penting. Konsep gaya hidup ini, Adler menjelaskan keunikan manusia yaitu setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior, dan dapat mewarnai usaha superriornya dengan minat sosial. Gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang itu dalam kehidupan tertentu di mana dia berada.


Kekuatan kreatif self, kekuatan kreatif adalahkekuatan yang paling menentukan tingkah laku, penggerak utama, sendi dan obat mujarab kehidupan, yang membawai kekuatan dan konsep-konsep lainnya. Diri kreatif bersifat padu, konsisten, berdaulat dalam struktur kepribadian. Diri kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan mentransformasikan fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subyektif, dinamik, menyatu, personal dan unik


Perkembangan Abnormal, minat sosial yang tidak berkembang menjadi fakta yang melatar belakangi semua jenis salah suai (maladjustment). Ada tiga factor yang membuat orang bisa menjadi salah suai, antara lain yaitu ;


  1. Cacat fisik yang buruk


Cacat fisik di ikuti dengan perasaan inferiorita yang berlebihan, setiap orang dapat mengembangkan perasaan inferior yang berlebihan, tetapi anak yang dilahirkan dengan cacat fisik yang buruk mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi salah suai di banding anak yang lahir sehat jasmaninya.


  1. Gaya hidup manja


Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian besar neurosis. Anak yang di manja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktifitass yang rendah.


  1. Gaya hidup di abaikan


Anak yang merasa tidak di cintai dan tidak di kehendaki, akan mengembangkan gaya hidup yang di abaikan. Di abaikan merupakan konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak di abaikan atau mutlak tidak di kehendaki.


Kecenderungan pengamanan

Semua penderita neurotik menciptakan pengamanan terhadap harga dirinya. Gejala itu berperan sebagai kecenderungan pengamanan, memproteksi inflasi image-diri dan mempertahankan gaya hidup neurotik. Ada tiga kecenderungan pengamanan yaitu :
  1. Sesalan


Kecenderungan pengamanan yang paling umum adalah sesalan. Orang neurotik, juga orang normal biasa memakai sesalan, “ ya, tetapi” dan “sesungguhnya kalau.”

  1. Agresi


Penderita neurotic memakai agresi untuk pengamanan kompleks superior yang berlebihan, melindungi harga diri yang rentan. Ada 3 macam agresi yaitu;
  • Depresiasi (merendahkan) adalah kecenderungan menilai rendah prestasi orang lain dan menilai tinggi prestasi diri sendiri.
  • Accusation (menuduh) adalah kecenderungan menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dilakukunnya sendiri dan kecenderungan untuk mencari pembalasan dendam, sehingga mengamankan kelemahan harga dirinya sendiri.
  • Self-accusation (menuduh diri sendiri) ditandai oleh menyiksa diri dan perasaan berdosa.



  1. Menarik diri


Kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan, pengamanan melalui mengambil jarak. Ada empat jenis menarik diri, mundur, diam di tempat, ragu-ragu dan membuat hambatan.


C. Aplikasi

Aplikasi dari psikologi individual ada 4 wilayah:


  1. Konstelasi keluarga


Adler hampir selalu menanyakan pasien konstelasi keluarga mereka, yaitu urutan kelahiran mereka, jenis kelamin saudara- saudara kandung mereka, dan perbedaan usia diantara mereka. Adler menemukan sejumlah hipotesis mengenai kelehiran ini.


Anak sulung, menurut adler (1931), biasanya susah sekali memiliki perasaan yang luas terhadap kekuasaan dan keunggulan, rasa cemas yang tinggi, dan kecenderungan menjadi terlalu protektif. Anak-anak sulung menempati posisi unik, menjadi satu-satunya anak yang dimiliki untuk beberapa waktu, dan kemudian mengalami pembuangan (dethronement) traumatis ketika adiknya lahir.


Anak kedua, menurut adler anak yang lahir di tengah-tengajh memulai hidup dalam situasi yang lebih baik untuk mengembangkan kerjasama dan kepribadian sosial. Anak-anak yang lahir di tenagah-tengah menjadi dewasa dalam persaingan yang moderat, memiliki hasrat yang sehat untuk mengalahkan persaingannya yang lebih tua. Jika sejumlah keberhasilan dicapai, si anak akan mengembangkan sebuah sikap yang revolusioner dan merasakan bahwa otoritas apapun bisa ditantang.


Anak bungsu,menurut adler, sering kali merasa dimanjakan dan, akibatnya, menghadapi resiko tinggi terhadap masalah-masalah kanak-kanaknya. Mereka serinng memiliki perasaan inferioritas yang kuat dan kekurangan rasa kemandirian. Namun begitu, mereka memiliki banyak keungan. Mereka sering kali sangat termotivasi untuk menjadi pelari tercepat, musisi terbaik, atlet paling berbakat atau siswa yang pandai.


Anak tunggal, anak tunggal memiliki posisi unik untuk berkompetisi, bukan terhadap kakak-kakaknya, melainkan terhadap ayah ibunya. Dengan hidup didunia orang dewasa, mereka sering kali mengembangkan perasaan unggul yang berlebih-lebihan dan konsep diri yang dibesar-besarkan. Hanya anak tunggal yang dapat mengalami hambatan bagi pertumbuhan perasaan kerjasama dan kepedulian sosial, memiliki sikap parasitik, dan mengharapkan orang lain terus melindungi mereka.


  1. Rekoleksi-rekoleksi awal


Adler (1929/ 1969,1931) menekankan bahwa rekoluksi-rekoluksi awal selalu konsisten dengan gaya hidup sekarang dan bahwa subyektif mereka terhadap pengalaman-pengalaman ini menghasilkan sejumlah petunjuk untuk memahami tujuan akhir maupun gaia hidup mereka saat ini. Salah satu rekoleksi adler yang paling awal adalah kontras besar antara kesehatan prima kakaknya sigmud adler, dan kondisi dirinya yang selalu sakit-sakitan.Rekoleksi-rekoleksi mengenai pengalaman awal dibentuk oleh gaya hidup saat ini.


  1. Mimpi-mimpi


Walaupun mimpi tidak dapat meramalkan masa depan namun, mereka dapat menyediakan petunjuk untuk memecahkan masalah di depan. Namun begitu, mimpi sering kali tidak ingin memecahkan masalah dengan cara yang produktif. Adler menginterpretasikan mimpi ini bahwa dia harus memadatkan keberaniannya untuk menjelajahi dunia baru dan memutuskan ikatan-ikatan dengan dunia lama.Meskipan adler percaya bahwa dia dapat menginterpretasikan dengan mudah mimpi ini, dia yakin bahwa kebanyakan mimpi menipu diri sendiri dan tidak mudah dipahami bahkan oleh mimpi sendiri.


  1. Psikoterapi


Teori adlerian mempostulasikan bahwa psikopatologi berasal dari kekurang beranian, perasaan inveripritas yang berlebih-lebihan, dan kepedulian sosial yang tidak berkembang penuh. Karena itu, tujuan utama psikoterapi adlerian adalah meningkatkan keberanian, merugikan perasaan inverioritas yang berlebihan, dan memperbesar kepedulian sosial. Adler menemukan metode terapi yang unik bagi anak-anak bermasalah dengan menangani mereka langsung di hadapan orang tua, guru, dan pekerja medis professional.


D. Teori Dipengaruhi

Adler melihat manusia kebanyakan dimotivasikan oleh pengaruh-pengaruh sosial dan oleh perjuangan mereka menuju keunggulan atau keberhasilan. Freud berasumsi bahwa manusia memiliki sedikit saja pilihan bahkan tidak sama sekali dalam membentuk kepribadian mereka, sementara Adler yakin manusia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjadi siapa diri mereka, asumsi freud bahwa perilaku saat ini disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu bertentangan langsung dengan konsep adler bahwa perilaku saat ini di bentuk oleh pandangan manusia mengenai masa depan. Adler percaya bahwa manusia yang sehat secara psikologis biasanya menyadari apa yang sedang mereka kerjakan dan alasan mereka mengerjakannya. Contoh : psikologi individu mengenai desakan seksual menentukan personaliti seseorang.


Menurut Adler, fenomena psikologi yang dialami oleh setiap individu itu adalah berbeza antarasatu sama lain tetapi bersifat konsisten antara satu sama lain iaitu untuk mencapai kehendaksuperioriti. Kegagalan seseorang individu berhadapan dengan cabaran hidup mendorong individubersifat lemah, pasif dan defensif iaitu individu ini sedang mengalami inferiority complex


Kehendak seseorang itu mempengaruhi setiap tindakan mereka berpandukan pula kepadapengalaman di masa lepas yang telah dilalui mereka yang mana mendorong kepada usaha untukmerealisasikan suatu kehendak. Perasaan inferioriti yang wujud secara nyata atau khayalan dalamdiri seseorang individu dianggap suatu yang normal. Bahkan, perasaan inferioriti itu menjadidorongan untuk seseorang individu mencapai keinginan superioriti. Superioriti pula merupakanmatlamat hidup seseorang individu di samping menggapai kesempurnaan kendiri yang unggul.Maka, matlamat ini dijadikan pula sebagai panduan hidup seseorang. Matlamat tadi adalah hasilidea yang dibayangkan. Ia diistilahkan sebagai Fictional Finalism.


Penulis : Admin kurikulum pelajarancg.blogspot.com.


DAFTAR PUSTAKA :

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Penalaran. Jakarta : Raja Giafindo Persada.

Hall, Calvin. S & Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Psikodinamika (Klinis). Yogyakarta : Kanisius.

Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2008. Theory of Personality. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Post a Comment for "TEORI PSIKOLOGI INDIVIDU ALFRED ADLER"