TUNTUNAN SHALAT IDUL FITRI


Dalam artikel ini, mari pelajari lebih lengkap mengenai
  1. Hukum Sholat Idul Fitri
  2. Amalan Sunnah Sebelum Pelaksanaan shalat Idul Fitri:
  3. Tata Cara Shalat Idul Fitri Berjamaah
  4. Tata Cara Shalat Idul Fitri Sendiri Di Rumah
  5. Qadha Shalat Hari Raya
  6. Tuntunan Khutbah Idul Fitri



Dikutip pelajarancg.blogspot.com dari Buku Tuntunan Sholat Ied Fitri oleh Kementerian Agama (Kemenag), mari pelajari lebih lengkapnya.


A. Hukum Sholat Idul Fitri

1. Sunnah muakkad (sangat dianjurkan) ini pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i.


2. Fardhu kifayah menurut pendapat Ahmad bin Hanbal (madzhab Hanbali)


3. Wajib bagi setiap muslim laki-laki. Ini pendapat madzhab Hanafi. (Lihat Al-Majmuk V/5, Al-Mughni III/253, Al-Inshaf V/316, Al-Ikhtiyarat 82.)


B. Amalan Sunnah Sebelum Pelaksanaan shalat Idul Fitri:

1. Mengumandangkan takbir

Mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushala dan rumah-rumah pada malam hari raya, sejak terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada pagi hari raya Idul Fitri. Anjuran ini ditulis dalam Kitab Raudlatut Thalibin.


2. Mandi sebelum shalat Ied

Nabi selalu mandi sebelum berangkat ke tempat shalat Ied, baik shalat Idul Fitri maupun Idul Adha. Dalam hadir riwayat Ibnu Majah, Nabi bersabda: " Dan dari Amdullah bin Abbas Raliyallahu Anhuma, ia berkata, 'Bahwasannya Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha."


3. Memakai pakaian terbaik dan wewangian

Menggunakan pakaian terbaik saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad. Tak hanya itu, Nabi juga menganjurkan memakai wewangian." Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'Anhu, bahwa: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya, dan berkurban dengan hewan yang paling mahal yang kami punya." (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak)


4. Makan sebelum shalat Idul Fitri

Nabi Muhammad selalu makan sebelum melaksanakan shalat Ied. Walaupun hanya sedikit. Sejumlah hadis menjadi dasar tuntunan ini. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah keluar pada hari Idul Fitri sampai dia makan dulu, dan janganlah makan ketika hari Idul Adha sampai dia shalat dulu." (HR. At Tirmidzi No. 542, Ibnu Majah No. 1756, Ibnu Hibban No. 2812, Ahmad No. 22984)


5. Melaksanakan salat Ied di lapangan

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin berkata, Disukai melaksanakan shalat Ied di tanah yang luas, kecuali di Mekah dan Baitul Maqdis. Sekiranya hari itu hujan, tidak mengapa melaksanakannya di masjid. Dan dibolehkan pada hari yang sangat panas berdebu, imam menyuruh seorang laki-laki untuk shalat Ied bersama orang-orang lemah di masjid, sementara ia keluar ke tanah lapang bersama orang-orang yang kuat seraya bertakbir."


Dan dalam hadis sahih riwayat Imam Al Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda: "Dan dari Abu Sa'id Al Khudri Radiyallahu Anhu, ia berkata, 'Adalah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, beliau keluar pada hari Idul Fitri dan Adha ke mushala. Dan yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat." Yang dimaksud mushala dalam hadis itu adalah tanah lapang yang terletak di pintu masuk Madinah sebelah timur. Sedangkan yang dimaksud 'yang pertama kali dilakukan adalah shalat', yaitu Nabi Muhammad tidak memulai dengan khutbah terlebih dahulu.


6. Mengajak semua keluarga ke tempat shalat Ied

Idul Fitri maupu Idul Adha merupakan hari kemenangan untuk umat Muslim. Pada kedua hari raya itu, Nabi mengajak semua keluarganya ke tanah lapang tempat pelaksanaan shalat Ied. Dalam hadir riwayat Ibnu Majah dan Al Baihaqi Nabi bersabda: Bahwasannya Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam menyuruh istri-istri dan anak-anaknya keluar pada dua hari raya.


7. Jalan kaki menuju tempat shalat Ied

Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad sebelum shalat Ied adalah berjalan kaki menuju tempat pelaksanaan shalat Ied. Dalam sebuah hadis riwayat At Tirmidzi disebutkan, " Dan dari Ali Abi Thalib Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Termasuk dari sunnah adalah keluar pada hari raya dengan berjalan kaki."


C. Tata Cara Shalat Idul Fitri Berjamaah

Pertama, membaca niat sholat Idul Fitri


Bacaan yang pertama dalam sholat idul fitri yaitu niat. Berikut ini bacaannya,

أُصَلِّي سُنَّةَ لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ ( إِمَامًا - مَأْمُوْمًا ) لِلَّهِ تَعَالَى


Usholli sunnatan liidil fitri rok'ataini (imaman/makmuman) lillahi ta'ala.


Artinya: Aku berniat sholat sunnah idul fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah taala.


Hukum melafalkan niat ini merupakan sunnah, yang wajib adalah secara sadar dan sengaja dalam batin berniat akan menunaikan sholat sunnah idul fitri. Sebelum imam dan makmum berniat, dimulai tanpa azan dan iqamah karena tidak disunnahkan. Cukup hanya dengan seruan ash-shalaatul jami'ah.


Shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi`ah".

Pelajari juga: BACAAN DOA MALAM IDUL FITRI DAN ARTINYA, SAMBUT HARI RAYA

Kedua, Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali pada raka'at pertama.


Di sela-sela setiap takbir tersebut dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلا الله وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar.


Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.


Ketiga, membaca Surat al-Fatihah.


Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A'lâ. Lalu ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud seterusnya berdiri lagi.


Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, lakukan takbir lagi (selain takbir intiqol) sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan "allahu akbar" seperti sebelumnya. Jangan lupa di antara setiap takbir itu, membaca bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua (bacaan tasbih).


Kemudian baca Surat al-Fatihah, lalu Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku', I'tidal, sujud, Duduk diantara dua sujud, Sujud, dan Duduk Tasyahud Akhir hingga salam seperti shalat biasa Kelima, selesai salam,


Jama'ah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung.


D. Tata Cara Shalat Idul Fitri Sendiri Di Rumah

Mengutip dari kitab Al Umm, kitab ringkasan induk Imam Syafi'i yang disampaikan oleh murid Imam Syafi'i, Imam al-Muzani bahwa sholat Idul Fitri boleh dilakukan sendiri di rumah. "Imam al-Muzani meriwayatkan dari gurunya Imam Syafi'i, dalam kitab ringkasan kitab Imam Syafi'i, kitab induk Boleh sholat Idul Fitri, Idul Adha satu orang (sendirian).


Niat yang dipakai merupakan niat tunai (ada'an), bukan mengqadha. Berikut ini lafalnya.


أُصَلّي سُنَّةَ لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى


Ushalli sunnatan li 'Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati ad'an lillhi ta'ala.


Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah


Tata caranya juga sama seperti shalat idul fitri berjamaah di masjid atau lapangan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya/di atas. Mulai dari takbiratul ihram, rakaat pertama takbir tujuh kali. Lalu rakaat kedua takbir lima kali dan seterusnya.


Bedanya, shalat Idul Fitri sendiri (bukan berjama'ah bersama keluarga) di rumah tidak perlu mengeraskan suara dan tidak perlu melakukan khotbah.


E. Qadha Shalat Hari Raya

Melakukan qadha shalat hari raya baik idul fitri maupun idul adha bagi yang ketinggalan shalat pada waktunya hukumnya sunnah. Waktu shalat Idul fitri adalah sejak terbit matahari sampai tergelincir matahari (masuk waktu zhuhur).


Imam Nawawi dalam Al-Majmuk, hlm. 5/33 menyatakan:

فَرْعٌ فِي مَذَاهِبِ الْعُلَمَاء إِذَا فَاتَت صَلاة الْعِيْد قَدْ ذَكَرْنَا أَنَّ الصَّحِيحَ مِنْ مَذْهَبِنَا أَنَّهَا يَسْتَحبَ قَضَاؤُهَا أَبَدًا وَحَكَاهُ ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْ مَالِكٍ وَ أبي ثَوْر وَحَكَى الْعَبْدَرِي رَأْي مَالك وَ أَبِي حَنِيْفَة وَابْن الْمُنْذِرِي وَدَاوُد أَنَّهَا لاَ تُقْضَى, وَقَالَ أَبُو يُوْسُفَ وَ مُحَمَّد : تُقْضَى فِي الْيَوْمِ الثَّانِي وَالأَضْحَى فِي الثَّانِي وَالثَّالِثِ وَقَالَ أَصْحَابُ أَبِي حَنِيفَة : مَذْهَبُهُ كَمَذْهَبِهِمَا, وَإِذَا صَلاهَا مَنْ فَاتَتْهُ مَعَ الإِمَام فِي وَقْتِهَا أو بَعْدَهُ صَلَاهَا رَكْعَتَيْنِ كَصَلَاةِ الإمام

Artinya: "Dalam mazhab-mazhab ulama apabila ketinggalan shalat hari raya. Sudah kami sebutkan bahwa pendapat yang sahih dalam mazhab Syafi'i adalah bahwa hukumnya sunnah mengganti (qadha) shalat ied. Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Malik dan Abu Tsaur. Sedangkan dalam riwayat Al-Abdari Imam Malik dan Abu Hanifah, Ibnul Mundzir dan Daud berpendapat tidak sunnah. Abu Yusuf berkata: shalat Idul fitri diqadha di hari kedua. Sedangkan idul adha di qadha di hari kedua dan ketiga. Ulama mazhab Hanafi berkata: Mazhabnya Abu Hanifah sama dengan mazhabnya Abu Yusuf dan Muhammad. Apabila seseorang yang ketinggalan itu shalat hari raya bersama imam pada waktunya atau setelah itu, maka ia shalat dua rakaat sebagaimana shalatnya imam."


F. Tuntunan Khutbah Idul Fitri

Rukun Khutbah adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi maka tidak sah amal tersebut. Adapun rukun khutbah adalah sebagai berikut:


1. Hamdalah, yakni ucapan "Alhamdulillah", berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir r.a.: "Sesungguhnya Nabi SAW. berkhutbah pada hari Jum'at, maka (beliau) memuji Allah (dengan mengucap Alhamdulillah) dan menyanjung-Nya". (HR. Imam Muslim).


2. Syahadat, yaitu membaca "Asyhadu anla ilaaha illalloh wahdahu laa syarikalahu wa Asyhadu anna Muhammadan abduhu warosuluhu", berdasarkan hadits Nabi SAW: "Tiap-tiap khutbah yang tidak ada syahadatnya adalah seperti tangan yang terpotong" (HR. Ahmad dan Abu Dauwd).


3. Shalawat


4. Wasiat Taqwa, antara lain seperti ucapan "Ittaqulloh haqqa tuqootih".


5. Membaca ayat Al-Qur'an, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir bin Samurah ra: "Adalah Rasulullah SAW. berkhutbah (dalam keadaan) berdiri dan duduk antara dua khutbah, membaca ayat-ayat Al-Qur'an serta memberikan peringatan kepada manusia". (HR. Jama'ah, kecuali Bukhari dan Tirmidzi).


6. Berdo'a

Semua rukun khutbah diucapkan dalam bahasa Arab. Empat rukun yang pertama (Hamdalah, Syahadat, Shalawat dan wasiyat) diucapkan pada khutbah yang pertama dan kedua, sedangkan ayat Al-Qur'an boleh dibaca pada salah satu khutbah (pertama atau kedua) dan do'a pada khutbah yang kedua. (*)

Pelajari juga: BACAAN DOA KETIKA MEMBAYAR DAN MENERIMA ZAKAT FITRAH

Dikutip pelajarancg.blogspot.com dari : Kemenag

Post a Comment for "TUNTUNAN SHALAT IDUL FITRI"