ATP ADALAH APA? PELAJARI PENJELASAN DAN PENYUSUNAN CP, TP, DAN ATP DALAM KURIKULUM MERDEKA

ATP ADALAH APA? PELAJARI PENJELASAN DAN PENYUSUNAN CP, TP, DAN ATP DALAM KURIKULUM MERDEKA



ATP adalah singkatan dari Alur Tujuan Pembelajaran. ATP menjadi konsep dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sebagai pengganti istilah pengganti silabus dalam Kurikulum 2013 (K-13/Kurtilas).


Lantas ATP adalah apa? pelajari penjelasannya sebagai berikut.


Melansir Modul ATP Kemdikbud, dijelaskan bahwa Alur Tujuan Pembelajaran atau ATP adalah salah satu instrumen pedoman implementasi kurikulum merdeka yang menjadi konsep dari Kemdikbud. Pedoman implementasi ini dimaksudkan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Kurikulum Merdeka dibuat dengan sederhana dan fleksibel sehingga pembelajaran akan lebih mendalam. Selain itu, kurikulum merdeka juga berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.


ATP dibuat dengan tujuan menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase. ATP disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.


Sementara Capaian Pembelajaran disusun mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Adapun fase capaian pembelajaran kurikulum Merdeka terdiri
  • Fase Pondasi: PAUD.
  • Fase A: kelas 1–2 SD.
  • Fase B: kelas 3–4 SD.
  • Fase C: kelas 5–6 SD.
  • Fase D: kelas 7–9 SMP.
  • Fase E: kelas 10 SMA/SMK.
  • Fase F: kelas 11–12 SMA/SMK.



Suatu fase pada ATP disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu seperti disebutkan diatas posts kurikulum pelajarancg.blogspot.com


Penerapan CP, TP dan juga ATP sebagai pedoman implementasi kurikulum merdeka tersebut disusun secara linear sebagaimana urutan Tujuan Pembelajaran yang dilakukan sepanjang fase untuk mencapai Capaian Pembelajaran (CP) yang harus dicapai di akhir fase.


Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.


Dalam penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) ada 4 langkah yang harus diperhatikan yaitu: (1) Memahami rasional; (2) Memahami tujuan mata pelajaran; (3) Mempelajari karakteristik; dan (4) Mempelajari capaian per fase.


  • Memahami rasional
Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari sebuah mata pelajaran dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. Sebagai contoh pelajarancgblogspotcom ambilkan rasional dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berikut ini:


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-anfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samah), (3) akhlak mulia (makrim al-akhlq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (ramat li al-lamn).


Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari'at dan sejarah peradaban Islam.


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta.


Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai perbedaan. Pelajarancg agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah (abl min Allh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia (abl min al-ns) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga diskusi-interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning), proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning).


Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi peserta didik yang kreatif.


Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain al-Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-ladi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong.


Untuk penjelasan bagian ini, kita dapat menggunakan pertanyaan pemantik seperti berikut:
  1. Mengapa peserta didik perlu belajar mata pelajaran ini?
  2. Apa fokus utama yang ingin dicapai dari mapel ini?
  3. Bagaimana mapel ini berperan dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila?



  • penjelasan Tujuan mata pelajaran
Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan.Sebagai contoh tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berikut:
  1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
  2. membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar ('aqdah aah) berdasar paham ahlus sunnah wal jam`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  3. membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;
  4. mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaiyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;
  5. membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
  6. membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah Islmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya.



Untuk penjelasan bagian ini, kita dapat menggunakan pertanyaan pemantik seperti: "Kompetensi apa saja yang mesti dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian pembelajaran akhir fase?"


  • Penjelasan karakteristik mata pelajaran
Bagian karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut serta elemen-elemen yang membentuk mata pelajaran. Karakteristik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah: Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur'an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.


Elemen al-Qur'an-Hadits

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur'an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur'an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hidup utama seorang muslim.


Elemen Akidah

Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qad' dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum.


Elemen Akhlak

Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (mamdah) dan tercela (mammah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyah), disiplin (tahb) dan upaya sungguh-sungguh dalam mengendalikan diri (mujhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (maabbah). Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan konten dan menjadi Elemen buah dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .


Elemen Fikih

Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan dengan Allah Swt. ('ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu'malah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan mu'malah.


Elemen Sejarah Peradaban Islam

Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi keteladanaan ('ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya.

Pelajari lebih lanjut KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT KURIKULUM MERDEKA

Untuk melengkapi penjelasan bagian ini, dapat menggunakan pertanyaan pemantik: Apa karakter serta elemen dari mata pelajaran ini?


Dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu: (1) kompetensi; dan (2) lingkup materi.


  • Kompetensi
Komponen kompetensi merupakan komponen tujuan pembelajaran yang terkait dengan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran terkait dengan komponen kompetensi, antara lain:
  • Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid sebagai tanda bahwa dia sudah mencapai kompetensi ini?
  • Secara konkret, tahapan dalam berpikir seperti apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid sebagai tanda bahwa dia sudah mencapai kompetensi ini?


Pelajari lebih lanjut CARA MENENTUKAN KEMAJUAN HASIL BELAJAR MURID SESUAI KURIKULUM MERDEKA

  • Lingkup materi
Komponen lingkup materi merupakan komponen tujuan pembelajaran yang terkait dengan konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir suatu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran terkait dengan komponen lingkup materi, antara lain:
  • Konten apa saja yang perlu dipelajari murid yang terkait dengan konsep besar yang dinyatakan dalam narasi Capaian Pembelajaran?
  • Bagaimana lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konsep tersebut? (misal: proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA).



Tag Alur-Tujuan-Pembelajaran

Post a Comment for "ATP ADALAH APA? PELAJARI PENJELASAN DAN PENYUSUNAN CP, TP, DAN ATP DALAM KURIKULUM MERDEKA"