Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif Akhir Semester 2025 dalam Kurikulum Merdeka

Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif Akhir Semester 2025

Dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, guru dituntut memahami secara menyeluruh konsep asesmen pembelajaran. Dua jenis asesmen yang paling sering digunakan adalah asesmen formatif dan asesmen sumatif. Keduanya memiliki tujuan, waktu pelaksanaan, dan fungsi yang berbeda tetapi saling melengkapi.

Artikel ini membahas perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif Akhir Semester 2025 berdasarkan panduan resmi Kemdikbudristek serta bagaimana guru dapat mengintegrasikannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

1. Pengertian Asesmen Formatif dan Sumatif

a. Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang membantu guru memperbaiki strategi pembelajaran dan membantu siswa memahami kemajuannya.

b. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan di akhir satu periode pembelajaran, misalnya akhir semester atau akhir fase. Tahun 2025, pelaksanaannya mengikuti prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan penilaian berbasis capaian pembelajaran, bukan hanya skor angka.

2. Perbandingan Kedua Jenis Asesmen

AspekAsesmen FormatifAsesmen Sumatif Akhir Semester
TujuanMemberikan umpan balik selama proses belajar.Menilai hasil belajar pada akhir semester.
Waktu PelaksanaanSelama proses pembelajaran.Di akhir semester atau akhir fase.
FungsiMemperbaiki proses belajar dan pengajaran.Menentukan capaian akhir dan tindak lanjut pembelajaran.
Contoh BentukKuis, diskusi, refleksi, observasi.Tes tertulis, proyek akhir, portofolio, ujian praktik.
PenilaianDeskriptif dan kualitatif.Deskriptif dan kuantitatif (angka dan narasi).

3. Hubungan Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Menurut Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmendik), kedua jenis asesmen bukanlah hal yang terpisah. Asesmen formatif memberikan data awal untuk meningkatkan pembelajaran, sedangkan asesmen sumatif menjadi refleksi akhir dari capaian belajar siswa. Jika dilakukan dengan seimbang, keduanya dapat membantu guru:

  • Memonitor kemajuan belajar siswa secara terus-menerus.
  • Mengidentifikasi kebutuhan belajar tambahan.
  • Menentukan tindak lanjut pembelajaran yang sesuai.

Penerapan kedua asesmen dapat dirancang mengikuti panduan dari artikel utama Asesmen Sumatif Akhir Semester 2025: Panduan Guru Menilai Hasil Belajar Secara Kurikulum Merdeka dan dilengkapi dengan Langkah dan Tahapan Asesmen Sumatif Akhir Semester 2025 di Sekolah.

4. Contoh Implementasi di Sekolah

Berikut contoh penerapan asesmen formatif dan sumatif di sekolah berdasarkan jenjang:

  • SD – guru memberikan refleksi harian (formatif) dan proyek tematik akhir semester (sumatif).
  • SMP – menggunakan kuis singkat tiap pekan (formatif) dan penilaian proyek ilmiah (sumatif).
  • SMA – asesmen portofolio berkelanjutan (formatif) serta ujian praktik dan laporan akhir (sumatif).

Baca juga:

Kesimpulan

Asesmen Formatif dan Sumatif memiliki fungsi berbeda namun saling melengkapi dalam pembelajaran. Tahun 2025, guru diharapkan mampu mengintegrasikan keduanya agar proses belajar lebih bermakna dan hasilnya mencerminkan kemampuan nyata peserta didik.

Ditulis oleh Kurikulum Pelajaran (pelajarancg.blogspot.com). Dilarang menyalin atau mempublikasikan ulang tanpa mencantumkan sumber dan tautan lengkap ke artikel asli.

Referensi Resmi

  1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemdikbudristek. kurikulum.kemdikbud.go.id
  2. Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmendik). (2023). Kebijakan Asesmen Pendidikan Nasional 2023–2024. Jakarta: Kemdikbudristek.
  3. Direktorat Sekolah Menengah. (2024). Petunjuk Teknis Penilaian Formatif dan Sumatif. Jakarta: Kemdikbudristek.

Post a Comment for "Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif Akhir Semester 2025 dalam Kurikulum Merdeka"