PENYUSUN POLA RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN DALAM EKOSISTEM

Pola Makan

a) Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

Selain terjadi interaksi antar faktor biotik di dalam rantai makanan terjadi pula interaksi faktor biotik-abiotik. Hubungan antar faktor biotik yang menyusun rantai makanan dengan faktor abiotik (lingkungan) dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat mempengaruhi kehidupan tumbuhan (produsen). Kelangsungan hidup secara langsung mempengaruhi kehidupan konsumen I, sebaliknya ketersediaan unsur hara dalam tanah tidak berpengaruh secara langsung terhadap konsumen. Hal yang sama dapat juga terjadi pada jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain. Pada hutan muda, jumlah total bahan organik makin meningkat setiap tahun dengan meningkatnya ukuran pohon. Ini pun merupakan penyimpanan, tetapi jika hutan menjadi dewasa, bahan organik akan hilang karena kematian dan kehancuran. Energi yang hilang (hancur) tersebut, jika ditambahkan dengan kehilangan karena dimakan hewan, maka jumlahnya sama dengan produk bersih tumbuhan. Dalam hal ini tidak ada pertambahan lebih lanjut dalam biomassa dari tahun ke tahun. Istilah biomassa digunakan untuk melukiskan seluruh bahan organik yang terdapat dalam satu ekosistem.


Jika sebagian biomassa suatu tumbuhan dimakan, energi itu diteruskan ke suatu heterotrof. Pada belalang misalnya, untuk tumbuh dan melaksanakan kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya. Pada gilirannya, herbivora akan menyediakan makanan untuk karnivora. Belalang tadi dapat dimakan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk ke makhluk dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular, yang pada gilirannya ular dimakan oleh burung elang.

Rantai Makanan
Gambar 1.1. Rantai Makanan


Lintasan konsumsi makanan seperti di atas di sebut Rantai Makanan, atau food chains makanan berasal dari organisme autotrofik. Organisme yang langsung memakan tumbuhan disebut herbivor (konsumen primer), yang memakan herbivor disebut karnivor (konsumen sekunder), dan yang memakan konsumen sekunder disebut konsumen tersier. Setiap tingkatan organisme dalam satu rantai makanan disebut tingkatan tropik.

Jaring-jaring makanan
Gambar 1.2. Jaring-jaring makanan



b) Piramida Makanan

Pada ekosistem yang mantap jumlah produsen lebih besar daripada konsumen. Apabila dirinci Iebih lanjut, jumlah produsen Iebih besar daripada konsumen I, konsumen I Iebih besar daripada konsumen II, konsumen II Iebih besar daripada konsumen III, demikian seterusnya. Apabila keadaan tersebut kita gambarkan akan membentuk suatu piramida makanan, seperti terlihat pada Gambar 1.3. pelajarancg.blogspot.com di bawah. Piramida makanan yaitu tingkatan organisasi makhluk hidup yang didasarkan atas hubungan makan memakan.

Pramida makanan
Gambar 1.3. Pramida makanan


Setiap kelompok organisme di dalam piramida makanan menempati tingkat tertentu, yang disebut tingkat trofik. Produsen selalu menempati trofik I, konsumen primer menempati trofik II, konsumen sekunder menempati trofik III, demikian seterusnya. Semakin rendah tingkat trofiknya, semakin besar kandungan energi atau biomassanya.


Piramida makanan disebut juga piramida jumlah dan merupakan salah satu jenis piramida ekologi. Menurut fungsinya, piramida ekologi terbagi menjadi beberapa macam yaitu piramida jumlah, piramida energi, dan piramida biomassa.


c) Aliran Energi

Dalam suatu rantai makanan terjadi peristiwa makan dan dimakan antara produsen dan konsumen. Perhatikan lagi gambar rantai makanan di depan. Ketika tikus makan padi, terjadi perpindahan materi kimia dan padi (produsen) ke tubuh tikus (konsumen). Demikian juga ketika tikus dimakan ular, terjadi perpindahan materi atau energi dan tikus (konsumen I) ke ular (konsumen II).


Demikian seterusnya hingga materi kembali lagi ke alam, yaitu saat hewan mati dan diuraikan menjadi materi yang lebih sederhana oleh jasad pengurai. Dengan demikian, dalam peristiwa makan dan dimakan terjadi aliran energi. Di alam aliran energi berjalan dan lingkungan abiotik (matahari), organisme (produsen) konsumen kembali ke alam (udara, air, dan tanah).


Tidak semua energi berpindah dari trofik satu ke trofik berikutnya, karena sebagian energi itu telah digunakan untuk melakukan kegiatan hidup oleh organisme dalam trofik tersebut. Jadi, energi yang diteruskan dan organisme satu (produsen) menuju organisme yang lain (konsumen) selalu lebih kecil. Apabila digambarkan, aliran energi dan trofik yang Iebih rendah menuju trofik yang lebih tinggi merupakan piramida, dan disebut piramida energi.


Piramida energi merupakan piramida yang ideal untuk menunjukkan hubungan antar organisme pada tiap tingkatan trofik. Hal ini karena adanya beberapa kelebihan piramida energi, yaitu sebagai berikut:
  1. Mempertimbangkan kecepatan produksi.
  2. Berat dua spesies yang sama tidak berarti memiliki energi yang sama.
  3. Dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem.
  4. Mementingkan kedudukan populasi dalam suatu ekosistem.
  5. Dapat mengetahui konsumen yang paling produktif ditinjau dari sisi keluaran energi.



Semoga dengan posts yang share kurikulum pelajarancg.blogspot.com, para pelajar dapat menyusun rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem yang diberikan guru dalam soal mata pelajaran Ipa Biologi.


Penulis : Pengelola blog kurikulum, pelajarancg.blogspot.com
Sumber : Pembelajaran 7: Modul Belajar Mandiri tentang Ekosistem, Tim GTK DIKDAS, Kemendikbud

Post a Comment for "PENYUSUN POLA RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN DALAM EKOSISTEM"